Market

Usai Pandemi, SKK Migas Yakin Produksi Minyak Bia Capai Target

Banyaknya pengeboran di sumur pengembangan memberikan dampak bagi potensi peningkatan produksi minyak nasional. Jadi bisa mendorong produksi minyak naik menjadi 619 ribu BOPD pada awal kuartal 2 tahun 2023.

Deputi Eksploitasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Wahju Wibowo menyampaikan produksi minyak tahun 2022 sebesar 612 ribu barel per hari (BOPD). “Tanpa melakukan apa-apa maka produksi minyak diperkirakan hanya akan mencapai 560 ribu BOPD, namun realisasinya saat ini dapat mencapai 619 ribu BOPD,” katanya seperti mengutip dari laman resmi SKK Migas diskusi panel pada Rapat Kerja produksi, metering dan pemeliharaan fasilitas.

Jadi pencapaian ini tentunya lebih baik dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Bahkan, apabila tanpa adanya kejadian unplanned shutdown, tidak ada proyek yang tertunda dan program yang telah disepakati dalam work, program & budget (WP&B) dilaksanakan tepat waktu, maka produksi minyak Nasional saat ini seharusnya dapat mencapai ke level 636 ribu BOPD.

Pihaknya yakin, industri hulu migas sudah pulih dari pandemi, hal ini nampak dari program kerja yang masif dan agresif. Program pengeboran sumur pengembangan tercatat tumbuh lebih dari dua kali lipat dalam dua tahun terakhir. “Tidak ada industri yang pulih lebih cepat dibandingkan hulu migas, karena sudah melakukan pengeboran sumur pengembangan hingga lebih dari 2 kali lipat. Ini tentu menunjukkan optimisme para pelaku industri hulu migas mengenai prospek industri ini,” katanya lagi.

Untuk itulah, SKK Migas yakin tahun ini produksi minyak dan gas bisa incline, bahkan untuk tahun 2024 bisa lebih cepat lagi pertumbuhannya. Investasi tumbuh signifikan dengan tahun 2023 ditargetkan investasi mencapai US$ 15,3 miliar.

Artinya tumbuh 26% dibandingkan tahun lalu dan tumbuh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan investasi global yang sebesar 6,5%. Kuncinya adalah bagaimana dengan program kerja yang masif diiringi dengan peningkatan produktivitas.

President Indonesia Petroleum Association (IPA) yang juga adalah President Director Petronas, Yuzaini bin Md Yusof pada kesempatan yang sama menegaskan upaya peningkatan produksi membutuhkan waktu yang panjang. Jadi harus dilakukan secara terus menerus, karenanya membutuhkan kolaborasi antar pemangku kepentingan dan dukungan insentif untuk menjadi mendorong investasi yang berkelanjutan.

Yuzaini menambahkan bahwa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) membutuhkan dukungan dari SKK Migas agar apa yang telah disepakati dalam WP&B dapat dilaksanakan secara tuntas. Yuzaini menyampaikan ada 7 (tujuh) hal yang menjadi kebutuhan bagi KKKS yaitu jadwal shutdown di KKKS yang clear dengan mengedepankan aspek HSE,

Untuk faktor dukungan untuk percepatan persetujuan program-program tambahan dan percepatan proyek dalam WP&B, dukungan terhadap proses pengadaan dan penyelesaian master list. Integrasi yang lebih baik untuk jadwal penggunaan jack-up rig, dukungan untuk penerapan teknologi baru/pilot proyek serta kemudahan dalam proses cost recovery.

Faktor memaksimalkan penyerapan gas dan dukungan juga berpengaruh untuk optimasi di antara KKKS terkait logistik yang dibutuhkan dan digunakan bersama.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button