News

Kisah Maman Selamat dari Gempa Cianjur, Salat Tahajud dan Tembok Bergetar

Keajaiban Tuhan dirasakan seorang warga korban gempa yang tinggal di Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Cianjur. Daerah ini merupakan salah satu wilayah yang mengalami dampak gempa paling parah, karena luluh lantak saat gempa melanda.

Korban bernama Maman Suparman (52). Dia mengaku lolos dari maut karena sedang Salat tahajud saat gempa magnitudo 5,6 magnitudo mengguncang Cianjur, Senin (21/11/2022).

Mungkin anda suka

Maman yang menjadi Ketua RT  setempat itu mengaku sempat merasakan getaran gempa kecil saat mendirikan salat tahajud pada Senin (21/11/2022) dini hari. Dia seolah mendapat petunjuk dan tanda-tanda berupa getaran kecil 12 jam sebelum tragedi gempa mengguncang Cianjur.

Dalam sujudnya, Maman merasa lantai bergoyang pelan dan ia lekas menuntaskan salat tahajudnya. “Saya kan bangun jam 01.30 WIB salat tahajud, pas sujud terasa gempa kecil, saya belum sadar kalau itu seperti petunjuk,” kata Maman kepada inilah.com, Sabtu pagi (26/11/2022).

Kemudian, ia masih belum sadar bahwa getaran gempa berskala kecil itu merupakan petunjuk. Lalu, ia masih menjalani aktivitas seperti biasa dan pagi harinya ia masih beranjak ke kebun untuk mengurusi tanaman sayuran yang ia tanam.

Bahkan, istri dan anak-anaknya pun masih menjalani hidup seperti biasa, tanpa menaruh kewaspadaan dan ketakutan akan gempa yang akan mengguncang dalam skala besar.

Namun, tiba-tiba gempa datang tanpa aba-aba yang seolah ada kekuatan besar memukul dari bawah perut bumi ke permukaan berkali-kali naik turun. “Tapi pas setengah 2 siang, enggak ada getaran kecil cuma langsung (mengguncang),” ungkapnya.

Takbir berkumandang saat gempa

Ia yang sedang di ladang kemudian berlari ke arah rumahnya dan menemukan istri dan anaknya telah berada di luar rumah dan riuh teriakan gema takbir berkumandang dari mulut-mulut warga.

Ya Allah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, semua gitu teriak dan langsung masing-masing nyari keluarganya mereka,” ujar Maman menirukan cerita warga yang sempat panik dalam tragedi gempa bumi.

Menurut Ketua RT 02 yang sedang merangkap jadi Ketua RW 02 Desa Sarampad, masyarakat mengalami trauma untuk kembali ke rumah sebab gempa yang datang secara tiba-tiba khawatirnya bakal datang kembali.

“Gempanya enggak ada apa-apa dulu, langsung aja gempa jadi kaget dan pasrah. Warga juga masih takut ke rumah, makanya mending bertahan di posko aja,” terang dia.

Maman juga sempat mengajak menyambangi rumahnya yang mengalami kerusakan parah. Maka, ia berharap pemerintah dapat memberikan bantuan untuk warga Desa Sarampad agar memulihkan keadaan dan membangun kembali rumah warga.

“Semoga bisa dibangun lagi, sudah difoto-foto buat dikirim ke Desa, semoga aja (diberikan bantuan),” pungkasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button