News

Bantah Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Ini Penjelasan KLHK

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan anggapan yang mengatakan polusi udara di Jakarta merupakan yang terburuk di dunia, adalah hal yang keliru.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Sigit Reliantoro saat media briefing di Kementerian LHK, Jakarta Pusat, Minggu (13/8/2023). Menurutnya, untuk melihat indeks kualitas udara di Jakarta harus ada perbandingan data yang jelas.

Mungkin anda suka

“Sebetulnya kalau diframing bahwa kita itu terkotor, tercemar di seluruh dunia nomor satu, itu yang perlu diluruskan. Kita belum melihat sumber info yang lain,” ujarnya.

Ia menjelaskan data yang dirilis aqcin.org menyebut bahwa angka tingkat polusi di Jakarta adalah 160 poin, lebih rendah jika dibandingkan Yangon Myanmar, 211 poin, Kopenhagen Denmark sebesar 500 poin, dan Alaska di level 200 poin.

Selain itu, data KLHK dari tahun 2018 hingga 2023 juga memperlihatkan tingkat polusi udara di Jakarta cukup terkontrol dengan baik selama masa pandemi dan pra-pandemi. Namun, Sigit mengakui bahwa memang terjadi peningkatan polusi dalam beberapa bulan terakhir.

Sehingga, lanjut Sigit, framing yang menyebut Jakarta sebagai kota dengan udara terburuk di dunia mesti diluruskan, karena untuk mengukur tingkat pencemaran perlu ada perbandingan antara sistem pemantauan pencemaran udara satu dan yang lainnya.

“Nah ini (IQ Air) adalah data yang sering dikutip, tapi juga ada pembanding yang menurut saya juga perlu dilihat karena, sekali lagi kita terima kasih dengan sistem pemantauan yang ada seperti ini untuk memberikan peringatan. Tetapi kalau kita di-framing bahwa kita itu terkotor di seluruh dunia nomor satu, itu yang barang kali kita perlu melihat sumber informasi lain seperti yang IVM (Index Visual Map),” terangnya.

Adapun, situs IQAir menunjukkan kualitas udara Jakarta merupakan yang terburuk di dunia pagi ini per pukul 06.14. Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta tercatat 170 poin atau masuk kategori tidak sehat dengan konsentrasi polutan utama PM2.5 sebesar 93,2 mikrogram per meter kubik.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button