Market

Di Bawah Konsensus Bloomberg, Menko Airlangga: Inflasi September Terkendali

Senin, 03 Okt 2022 – 19:48 WIB

Mungkin anda suka

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, inflasi September 2022 sebesar 5,95 persen yang baru saja dirilis BPS, masih terkendali.

Penilaian Menko Airlangga ini mengacu kepada konsensus Bloomberg. “Inflasi di berbagai negara relatif tinggi. Angka realisasi September ini. masih lebih rendah dibandingkan perkiraan awal maupun konsensus Bloomberg yang sebesar 6,00 persen (year on year/yoy),” papar Menko Airlangga, Jakarta, Senin (3/10/2022).

Menurut Menko Airlangga, terkendalinya inflasi September 2022, ditopang deflasi harga pangan bergejolak atau volatile food sebesar -0,79% (mont to month/mtm). Berkat adanya extra effort yang dilakukan pemerintah, seperti gerakan tanam pangan, operasi pasar dan subsidi ongkos angkut.

“Secara bulanan, inflasi September terutama disumbang oleh kenaikan harga bensin, tarif angkutan, dan solar. Namun demikian, tekanan inflasi masih bisa tertahan oleh penurunan harga aneka komoditas hortikultura seperti bawang merah dan aneka cabai,” ungkap Menko Airlangga.

Secara bulanan (mtm), lanjutnya, inflasi September 2022 sebesar 1,17 persen. Tertinggi sejak Desember 2014 yang mencapai 2,46 persen (mtm). Kala itu, inflasi didorong dari kenaikan harga BBM subsidi yang dilakukan pada 17 November 2014.

Berdasarkan komponen, inflasi harga yang diatur Pemerintah atau administered prices, kata Menko Airlangga, mengalami inflasi 6,18 persen (mtm). Sehingga, inflasi tahun kalendernya mencapai 11,99 persen (ytd). Serta tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 13,28% (yoy).

Kenaikan harga BBM subsidi memberikan andil sebesar 0,89 persen, sementara solar andilnya 0,03 persen. Penyesuaian harga BBM juga mendorong kenaikan harga pada berbagai tarif. Sebut saja tarif angkutan dalam kota (andil inflasi 0,09%), tarif angkutan antar kota (andil inflasi 0,03%), tarif angkutan roda 2 online (andil inflasi 0,02%) dan tarif angkutan roda 4 online (andil inflasi 0,01%).

“Inflasi tarif angkutan diperkirakan masih akan dirasakan pada bulan Oktober, melihat beberapa daerah belum melakukan penyesuaian tarif. Namun diharapkan dampaknya tidak akan terlalu besar, mempertimbangkan daerah mulai dapat menjalankan program pengendalian inflasi termasuk bantuan di sektor transportasi maupun logistik, dari penggunaan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) maupun belanja wajib 2 persen Dana Transfer

Umum (DTU),” imbuh Menko Airlangga.

Inflasi harga pangan bergejolak (volatile food), tercatat mengalami deflasi sebesar -0,79 persen (mtm), atau 9,02 persen (yoy). Aneka komoditas hortikultura yang memberikan andil deflasi tertinggi yakni bawang merah, cabai merah dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,06 persen, -0,05 persen dan -0,02 persen.

Penurunan harga disebabkan tercukupinya pasokan seiring masih berlangsungnya musim panen raya di berbagai daerah sentra produksi. Sementara beras masih mengalami kenaikan pada September dan memberikan andil inflasi 0,04 persen.

“Beras telah mengalami peningkatan dalam tiga bulan terakhir, sehingga dihimbau bagi seluruh daerah untuk meningkatkan pelaksanaan operasi pasar maupun program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) berkoordinasi dengan Bulog setempat,” ungkap Menko Airlangga.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button