News

Narkoba Fentanil Sudah Ada di Indonesia, Efeknya Mengerikan!

Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan bahwa fentanil sudah terdeteksi masuk ke Indonesia.  Korbannya sudah mendapat rehabilitasi. Fentanil memiliki efek yang mengerikan apalagi jika dicampur xylazine sehingga disebut sebagai narkoba zombie. Bagaimana bahayanya?

“Seperti fentanil yang ada di USA itu sudah terdeteksi ada walaupun belum seperti di sana, yang diracik oleh organize crime,” kata Petrus Reinhard Golose, Kepala BNN di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (25/7/2023) malam.

Ada dua jenis fentanil yang beredar di dunia. Pertama adalah fentanil yang dikeluarkan oleh perusahaan farmasi untuk pengobatan serta jenis kedua adalah yang diracik oleh organisasi kriminal dunia.

Berdasar catatan BNN RI, saat ini telah masuk 91 new psychoactive substances (NPS) alias zat mengandung narkotika jenis baru, satu di antaranya adalah fentanil. Fentanil adalah obat opioid sintetik ampuh yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA).

Fentanil biasanya digunakan sebagai analgesik (pereda nyeri) dan anestesi. Fentanil kira-kira 100 kali lebih kuat dari morfin dan 50 kali lebih kuat dari heroin sebagai analgesik. Di Indonesia, fentanil masuk narkotika jenis baru, dan penggunaannya di atur dalam Permenkes Nomor 4 Tahun 2021. “(Korban) sudah direhab di lembaga atau tempat rehabilitasi BNN RI,” papar Komjen Petrus Golose.

Menurut mantan Kapolda Bali, jumlah pengguna narkotika di dunia saat ini mencapai 296 juta, sebanyak 3,6 juta ada di Indonesia. Dominan pengguna narkoba di Indonesia adalah anak-anak muda.

Fentanil campuran berefek mengerikan

Di Amerika Serikat, kasus kematian akibat overdosis obat fentanil meningkat tiga kali lipat. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), sebanyak 107.735 warga AS meninggal antara Agustus 2021 dan Agustus 2022 akibat keracunan obat, dengan 66 persen kematian tersebut melibatkan opioid sintetik seperti fentanil.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kematian akibat narkoba jenis ini terus mengalami peningkatan. Menyebar ke arah barat di seluruh Amerika Serikat, rata-rata penggunanya mengalami gagal jantung, sulit bernapas, hingga overdosis.

Badan Penegakan Narkoba (DEA) Amerika Serikat sudah memperingatkan masyarakat tentang peningkatan tajam perdagangan fentanil yang dicampur dengan xylazine. Xylazine, juga dikenal sebagai “Tranq,” yakni obat penenang yang kuat yang telah disetujui FDA AS untuk penggunaan hewan.

“Xylazine membuat ancaman obat paling mematikan yang pernah dihadapi negara kita, fentanil, bahkan lebih mematikan,” kata Anne Milgram, Kepala DEA, mengutip situs resmi DEA. “DEA telah menyita campuran xylazine dan fentanil di 48 dari 50 negara bagian. Sistem Laboratorium DEA melaporkan bahwa pada tahun 2022 sekitar 23% bubuk fentanil dan 7% pil fentanil yang disita oleh DEA mengandung xylazine.”

DEA menuding keturunan mafia Meksiko El Chapo bertanggung jawab atas masuknya secara besar-besaran fentanil opioid sintetik ke Amerika Serikat. Kartel Sinaloa dan Kartel Jalisco di Meksiko, menggunakan bahan kimia yang sebagian besar bersumber dari China, terutama bertanggung jawab atas sebagian besar fentanil yang diperdagangkan di masyarakat di seluruh Amerika Serikat.

Biasanya digunakan hewan

Fentanil biasanya dicampur dengan xylazine yang merupakan obat non-opioid yang digunakan sebagai obat penenang dan pelemas otot dalam kedokteran hewan. Obat ini biasanya digunakan untuk membius hewan ternak seperti kuda. Sehingga penggunaannya untuk manusia tidak diperbolehkan. Xylazine dilarang penggunaannya untuk manusia. Kemudian pada 1962 obat ini resmi digunakan sebagai obat bius untuk prosedur kedokteran hewan.

Campuran obat xylazine dan fentanil menempatkan pengguna pada risiko lebih tinggi menderita keracunan obat yang fatal. Orang yang menyuntikkan campuran obat yang mengandung xylazine saja dapat mengalami luka parah, termasuk nekrosis—pembusukan jaringan manusia—yang dapat menyebabkan amputasi.

Peredaran narkoba xylazine ini pun banyak ditemui karena murah dan menimbulkan efek teler yang lebih tinggi ketimbang narkoba biasa. Harga di setiap campuran narkoba yang disebut zombie ini pun diprediksi hanya ratusan ribu saja. Bahkan ada yang menjualnya di bawah US$10 atau sekitar Rp150 ribu ditambah dengan xylazine seharga US$5 atau sekitar Rp75 ribu.

Tidak ada yang memperdebatkan risiko kematian fentanil, yang 50 kali lebih kuat dari heroin. Overdosis obat, sebagian besar terkait fentanil, sekarang membunuh lebih dari 100.000 orang per tahun di AS.

Otoritas resmi dari New York, AS, mengutip NY Post, telah mengeluarkan peringatan bahaya atas narkoba jenis ini yang bisa menggerogoti pecandunya. Biasanya, pengguna narkoba jenis ini mencampurkan xylazine selain dengan fentanil, juga dengan heroin dan kokain.

Efek yang dihasilkan pun sangat berbahaya. Bahkan tak sedikit dari mereka yang akan memiliki efek kelainan kulit yakni memiliki luka terbuka disekujur tubuhnya. Selain efek kulit yang parah, xylazine menciptakan efek high (teler) yang lebih intens dan tahan lama. Dalam kasus yang sangat parah, otot penggunanya diklaim bisa mengalami pembusukan.

Sebelumnya mengutip Youtube KTLA 5, Pejabat Los Angeles County Sheriff mengatakan bahwa narkoba jenis ini dapat diolah menjadi bentuk bubuk dan dicampur dengan opioid terlarang hingga akhirnya menimbulkan efek tertentu. Obat ini membuat orang berhenti bernapas. Selain itu, kandungan yang menyertai xylazine adalah vasokonstriktor. Jadi saat pengguna menyuntikkan obat tersebut, sebenarnya berefek mengurangi sirkulasi darah.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button