Arena

Jelang Kick-Off Piala Dunia 2022, Qatar Diterpa Isu Match Fixing Diduga Suap Ekuador Rp116 Miliar

Isu tidak sedap menyelimuti tuan rumah Piala Dunia 2022 Qatar sehari jelang laga perdana berlangsung pada Minggu (20/11/2022). Salah satu negara timur tengah terkaya itu diduga melakukan skandal pengaturan skor atau match fixing pada pertandingan Qatar kontra Ekuador esok hari.

Kabar miring tersebut ditiupkan salah satu pakar urusan politik strategis dan direktur regional pusat Inggris di Arab Saudi bernama Amjad Taha. Melansir laman Marca, Amjad bersaksi bahwa delapan pemain Timnas Ekuador diduga telah disuap $7,4 juta atau sekitar Rp116 miliar sebagai imbalan untuk mengalah.

Mungkin anda suka

“Dia melaporkan bahwa delapan pemain Ekuador diduga telah disuap $7,4 juta sebagai imbalan untuk memenangkan pertandingan melawan Qatar,” laporan Marca, dikutip Sabtu (19/11/2022).

Berdasarkan sumber yang sama, Qatar menawarkan Ekuador untuk membiarka mereka menang 0-1 dengan gol di babak kedua dengan imbalan biaya transfer yang telah disebutkan.

“Berita semacam itu sulit untuk diabaikan, karena Qatar pernah dituduh menyuap FIFA dengan jutaan dolar untuk dipilih sebagai tuan rumah Piala Dunia,” masih dalam laporan FIFA.

Hingga kini Marca mencatat belum ada konfirmasi lebih lanjut dari tuan rumah mengenai isu miring tersebut. Pun Federasi Sepak Bola Qatar (QFA) juga urung angkat bicara.

Adapun tuan rumah Qatar tampaknya sudah tak lazim dengan semilir isu-isu miring yang dilontarkan kepada mereka. Termasuk pula tuduhan eksploitasi pekerja migran untuk Piala Dunia 2022 yang kerap dihembuskan jelang pelaksanaan gelaran akbar sepak bola itu.

Kendati demikian, lemerintah Qatar memang mengakui bahwa sistem tenaga kerja mereka masih harus dibenahi, tetapi mereka tak membenarkan tuduhan eksploitasi ribuan pekerja migran untuk persiapan Piala Dunia 2022 sebagaimana tertuang dalam laporan Amnesty International.

“Qatar tak pernah mengelak dari fakta bahwa sistem tenaga kerja kami masih harus dibenahi,” jelas Badan Komunikasi Pemerintah Qatar via Reuters.

“Pemerintah berkomitmen untuk mengadakan kolaborasi aktif dan konstruktif dengan rekanan internasional serta kelompok kritik untuk terus meningkatkan standard bagi pekerja migran di Qatar,” tulis pernyataan yang sama melanjutkan.

Isu pekerja migran di Qatar bahkan sempat menimbulkan seruan aksi boikot terhadap Piala Dunia 2022.

Namun, dari kalangan pelaku sepak bola seperti contohnya tim nasional Belanda, mereka menegaskan pernyataan untuk memboikot Piala Dunia tidak relevan. Lagi pula itu hanya akan menimbulkan pengaruh negatif lebih besar.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button