News

Demokrat Dinilai Tak Ingin Ulangi Kesalahan pada 2019 di Pemilu 2024

Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai Partai Demokrat tak ingin kesalahan di Pemilu 2019 kembali terulang pada Pemilu 2024. Hal ini berkaitan dengan Demokrat yang ingin mengusung Ketumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan pada Pemilu 2024.

“Karena belajar dari pengalaman 2019 yang lalu, ketika AHY ingin berdampingan atau akan berdampingan dengan Prabowo sebagai cawapres, tidak jadi. Kadung kecewa lalu berkonflik antara Demokrat dengan Gerindra di 2019 yang lalu,” kata Ujang kepada inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Senin (27/2/2023).

Momen Demokrat yang baru akan mendeklarasikan Anies sebagai bacapresnya secara resmi ketika Anies sudah menetapkan bacawapresnya, juga dinilai Ujang bahwa pada Pemilu 2024 ini akan menjadi pertarungan mati-matian bagi Demokrat.

“Nah kalau saat ini misalkan usaha untuk mendukung AHY menjadi cawapres bagi Demokrat itu gol, maka ya bagus 2029 nanti. Tapi kalau misalnya 2024 ini AHY tidak jadi cawapres, atau cawapres dari pihak eksternal koalisi bisa Khofifah atau yang lain, maka ini nanti peluang 2029 makin berat bagi AHY kan begitu,” terang Ujang.

“Makanya (Demokrat) akan mati-matian berjuang berharap untuk bisa menjadi cawapresnya Anies, itu hal yang biasa saja dalam politik,” sambungnya.

Jika AHY gagal menempati posisi cawapres, menurut Ujang, perjalanan Demokrat di 2029 akan semakin sulit karena pada Pemilu berikutnya sudah ada incumbent.

“Karena (Pemilu) 2029 nanti di pilpres berikutnya, itu kan sudah ada incumbent, sudah ada capres dan cawapres. Artinya kan peluang AHY untuk capres cawapres makin berat karena sudah ada incumbent-nya lagi,” jelas Ujang.

“Ya incumbent lebih kuat lagi nanti kalau sudah menghadapi pemilu 2029 nanti kan begitu. (oleh karena itu), ya tadi Demokrat tidak mau mengulang kejadian 2019 yang lalu termasuk ingin siap-siap untuk pemilu 2029. Kalau jadi cawapres kan bisa siap-siap untuk 2029 nanti,” tuturnya.

Sebelumnya, Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyebutkan bahwa Demokrat sudah mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres) pada 26 Januari lalu, meski belum secara resmi mendeklarasikan seperti kedua parpol lainnya yang ada di Koalisi Perubahan.

Berbeda dengan Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat memilih akan mendeklarasikan Anies sebagai bakal capresnya saat sudah komplit satu paket dengan bacawapresnya.

“Selanjutnya untuk deklarasi paripurna atau paket komplit akan dilakukan setelah Mas Anies menetapkan bacawapresnya. Jadi deklarasinya sudah satu paket bacapres dan bacawapresnya,” ujar Kamhar kepada Inilah.com di Jakarta, dikutip Senin (27/2/2023).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button