News

NasDem Harusnya Tarik Semua Menterinya dari Kabinet Jokowi

Menyusul ditetapkannya Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate yang merupakan kader Partai NasDem sebagai tersangka perkara dugaan korupsi, maka sebaiknya Partai NasDem segera menentukan sikapnya untuk berada di luar kekuasaan.

“Seharusnya Partai NasDem itu tidak perlu mempertahankan diri berada di dalam kabinet Pemerintahan Jokowi karena ketika berada di kabinet Jokowi maka Partai NasDem itu akan dianggap sebagai partai yang sangat oportunis,” kata pengamat politik Trust Indonesia Research and Ahmad Fadhli kepada Inilah.com di Jakarta, Minggu (21/5/2023).

Mungkin anda suka

Di satu sisi, lanjut Fadhli, kader Partai NasDem Johnny Plate sudah ditetapkan sebagai tersangka korupsi tapi di sisi lain menginginkan kekuasaan dari pemerintah hari ini. Jadi, sebaiknya memang Partai NasDem langsung menentukan sikap dan membuat garis demarkasi agar Partai NasDem bisa tetap mendapatkan kepercayaan publik kembali.

“Karena dengan mundurnya Partai NasDem dari kabinet Jokowi jilid 2 ini, itu menandakan bahwa memang Partai NasDem benar-benar serius walaupun berada di luar kekuasaan sekalipun. Nah saya yakin dengan keluarnya Partai NasDem dari kekuasaan sebelum hari ini maka itu akan mendapatkan efek elektabilitas yang cukup bagus,” ungkapnya.

Jadi, Fadhli menekankan, sebelum Presiden Jokowi melakukan reshuflle kabinet sebaiknya Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyatakan diri secara tegas untuk keluar dari kabinet Pemerintahan Jokowi. “Sebaiknya NasDem menarik menteri-menterinya yang ada di kabinet sebelum oleh Jokowi di-reshuflle. Itu akan lebih gentle dan momennya itu sangat bagus sebelum dilakukan reshuflle,” tutur Direktur Riset Trust Indonesia ini.

Serupa dengan Fadhli, pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga mengatakan dengan ditetapkannya Johnny Plate sebagai tersangka kasus korupsi oleh Kejaksaan Agung akan membuat para menteri dari NasDem semakin terisolisir di kabinet.

“Itu dapat membuat menteri dari NasDem semakin tidak nyaman dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya,” ujar Jamiluddin dalam keterangannya yang diterima Inilah.com di Jakarta, Minggu (21/5/2023).

Karena itu, menurut dia, lebih bijak jika NasDem menarik mundur menterinya dari kabinet Jokowi. “Tidak ada lagi yang perlu dipertahankan dan dibanggakan di kabinet tersebut,” ucap Jamiluddin.

Ia pun menilai menteri dari NasDem sudah dianggap duri dalam kabinet Jokowi. Bahkan kesannya sudah tidak dibutuhkan. “Jadi, dengan menarik diri dari kabinet, NasDem sudah menjaga harga diri. NasDem tidak jadi pengemis hanya untuk jabatan menteri,” tegas Jamiluddin.

Dengan mundur dari kabinet Jokowi, sambung dia, NasDem juga akan dinilai tetap punya prinsip. “NasDem tidak akan dinilai sebagai partai pragmatis yang hanya mengejar jabatan dan kekuasaan.”

Selain itu, tambah Jamiluddin, NasDem juga akan lebih leluasa dalam mengusung calon presidennya, yaitu Anies Baswedan, sebab tekanan dari Istana akan dapat lebih diminimalkan.

“NasDem juga tidak lagi sungkan untuk mensosialisasi Anies ke berbagai daerah. Termasuk tentunya meng-counter balik kritik-kritik yang dilontarkan partai koalisi terhadap Anies,” jelasnya.

Sebelumnya, Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung RI, Rabu lalu, menetapkan Jhonny G Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkoinfo) sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi proyek pengadaan BTS BAKTI Kominfo periode 2020 sampai dengan 2022.

Jhonny ditetapkan sebagai tersangka keenam dalam kasus tindak pidana korupsi dalam penyediaan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2020 sampai dengan 2022.

Saat ini ada tiga menteri dari Partai NasDem yang berada di pemerintahan Jokowi. Mereka, yakni Menkominfo Johnny G Plate, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button