Hangout

Gagal Ginjal Akut Anak, Epidemiolog Tekankan Upaya Deteksi Dini dan Sistem Rujukan

Pakar Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut anak-anak yang menjadi pasien gagal ginjal akut progresif a-tipikal atau Akute Kidney Injury (AKI) akan kesulitan menjalani hemodialisis atau cuci darah.

Dia mengakui hemodialisis bisa menjadi salah satu cara untuk menyelamatkan pasien gagal ginjal akut tetapi prosesnya akan menyulitkan bagi anak-anak.

Mungkin anda suka

“Tentu aspek kuratif perlu kita tingkatkan dengan alat hemodialisis yang prosesnya akan sulit, apalagi untuk anak di bawah satu tahun, itu relatif baru. Itu complicated banget selain alatnya, juga sarana prasarana pendukungnya,” kata Dicky kepada inilah.com, Jumat (21/10/2022).

Untuk itu, dia menegaskan perlunya kecepatan upaya deteksi dini agar pasien segera ditangani dan tidak memerlukan tindakan hemodialisis.

“Bukan hanya rumah sakit rujukannya, tapi bagaimana kemampuan kecepatan mendeteksi kasus sehingga tidak terlambat dideteksi, dirujuk, dan ditangani,” tutur Dicky.

Menurut dia, mekanisme rujukan terhadap kasus gagal ginjal akut ini masih lemah sehingga perlu adanya perbaikan dengan membangun sistem berjenjang.

Diketahui, Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) hingga 18 Oktober 2022 mengungkapkan ada sekitar 206 kasus anak yang dilaporkan mengalami gagal ginjal akut progresif a-tipikal atau Akute Kidney Injury (AKI). Dari data tersebut, 99 anak atau 48 persen di antaranya meninggal dunia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button