Market

Belanja Rokok RT Miskin Rp246.382/Bulan, Sri Mulyani Geleng-geleng

belanja-rokok-rt-miskin-rp246.382/bulan,-sri-mulyani-geleng-geleng

Meski tiap tahun harga melejit karena tarif cukai naik, rokok tak pernah sepi peminat. Para ahli hisap, sebutan untuk perokok, tetap membelinya. Termasuk rumah tangga (RT) miskin, rela merogoh kocek lebih dalam.

Menteri Keuangan Sri Mulyani hanya bisa geleng-geleng kepala melihat fenomena ini. Kendati tarif cukai rokok naik tiap tahun, peminatnya tak berkurang. padahal, kenaikan cukai ini, tujuannya menekan prevalensi atau tingkat konsumsi rokok.

Tahun ini, kata dia, cukai rokok sudah naik 12 persen. Tahun depan dan 2024, naik lagi masing-masing 10 persen.  “Tingginya konsumsi rokok ini dilema bagaimana agar bisa memegaruhi konsumsi rumah tangga,” ujar Sri Mulyani, Jakarta, dikutip Selasa (13/12/2022).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang belanja rokok dari keluarga miskin, sungguh bikin miris. Per bulan, keluarga miskin keluarkan dana Rp246.382 untuk belanja rokok. Cukup besar. Dana sebesar itu akan lebih berguna untuk belanja lauk pauk atau beras, atau kebutuhan lain.

Artinya, rokok menjadi salah satu komponen terbesar dalam pengeluaran rumah tangga. Alhasil, kebutuhan hidup yang lebih penting, seperti makanan bergizi, menjadi terabaikan. Semua gara-gara rokok.

“Tingginya konsumsi rokok memberikan dampak negatif yang serius bagi rumah tangga. Semakin banyak konsumsi rokok maka alokasi untuk belanja yang lainnya, bakal berkurang,” ungkapnya.

Merujuk data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2022, BPS mencatat, rokok menjadi komponen pengeluaran rumah tangga tertinggi kedua. Untuk perkotaan, komponennya 12,21 persen, sedangkan pedesaan sebesar 11,63 persen.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button