Market

Efek The Fed Mengganas, Mata Uang Garuda Diramal Terjun Bebas

Kebijakan bank sentral AS (The Fed) mengerek naik suku bunga (Fed Fund Rate/FFR) mengancam nilai tukar (kurs) rupiah. Ada ramalan, mata uang Garuda tersungkur hingga Rp16.200 ribu per US$.

CEO Astronacci International, Gema Goeyardi mengingatkan akan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (US$). Pada Senin (27/6/2022), kurs mata uang Garuda sudah mulai terlihat ngos-ngosan. Sudah berada di level Rp14.812 per US$. “Kami memperkirakan akan terus terjadi penguatan dolar AS terhadap rupiah. Hingga target Rp16.200 per dolar AS,” paparnya dikutip Rabu (29/6/2022).

Terkait analisis pelemahan rupiah ini, kata dia, Astronacci memberikan prediksi nilai tukar dolar/rupiah memiliki potensi untuk menguji kembali area support dan membentuk secondary reaction. Secara indikator momentum mengarah ke bawah pada area jenuh beli (overbought), Hal ini mengindikasikan USD/IDR berpotensi terjadinya pelemahan ke area support Rp14.710 sebelum kembali menguat untuk mengisi area gap di area Rp16.200.

“Sebagai seorang investor, wajib untuk mengetahui apa yang saat ini terjadi di negara kita dan bersiap-siap hal yang terburuk karena dengan demikian, bisa mengamankan portofolio,” ucapnya.

Untuk mengantisipasi pelemahan ini, Gema mengatakan, ada tiga cara yang bisa ditempuh. Pertama, mulai menabung dolar AS. Kedua, koleksi saham yang diuntungkan dengan pelemahan rupiah. Ketiga, hindari saham-saham yang dirugikan dengan pelemahan rupiah.

Kenaikan suku bunga The Fed yang diawali pada Maret 2022 sebesar 25 bps,dilanjutkan pada Mei 2022 sebesar 50 bps. Hingga Juni 2022 mencapai 75 bps. Bulan depan kabarnya The Fed bakal mengerek lagi suku bunga lantaran inflasi di negeri Paman Sam, masih tinggi. Dampaknya, kurs dolar AS semakin perkasa. .

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button