Meski belum terlihat sukses di DKI Jakarta, Pemprov Bali akan menyusul punya kereta api ringan alias LRT (Light Rail Transit). Istimewanya, LRT ini berada di bawah tanah (underground), nilai proyeknya Rp10 triliun.
Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi memastikan bahwa pembangunan transportasi massal berupa LRT di Bali, segera dimulai. Rencananya, pemerintah daerah menjadi pemegang saham mayoritas yakni 51 persen, sedangkan pemerintah pusat sebagai minoritas dengan saham 49 persen.
“Jadi baik capital expenditure (capex) maupun operasional expenditure (opex), Pak Gubernur Bali dan Pak Bupati Badung sudah bersedia menjadi penyangga mendanai capex,” kata Menhub Budi, Jakarta, dikutip Senin (18/12/2023).
Adapun skema pendanaan proyek LRT Bali ini, kata dia, bisa dilakukan dengan berbagai opsi. Termasuk skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Sebelumnya, investor asal Korea Selatan (Korsel) menyatakan siap membangun proyek LRT Bali. “Setelah semuanya berkoordinasi secara intensif, bersama seluruh stakeholder, proyek ini bisa segera dimulai,” kata Menhub Budi.
Urgensi dari proyek ini, lanjut Menhub Budi, untuk mengantisipasi kemacetan di Bali. Jika tidak diselesaikan bisa menjadi boomerang bagi Bali. “Hari ini saya ditugaskan untuk menindaklanjuti rencana pembangunan LRT di Bali. Pulau Bali ini merupakan showcase pariwisata internasional,” kata dia.
Sementara Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra menyampaikan, Bali sangat membutuhkan transportasi massal yang modern.
“Pada jam-jam tertentu terjadi kemacetan luar biasa di Bali, terutama dari Bandara I Gusti Ngurah Rai ke wilayah Kuta sampai Canggu. Jadi kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Bapak Presiden dan Bapak Menteri untuk kemajuan pariwisata di Bali,” tuturnya.
Saat ini, Pemprov Bali memprioritaskan pembangunan Fase 1 LRT, yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai ke Seminyak, melalui Central Park. Panjang lintasannya sekitar 5,3 kilometer.
Karena beroperasi di bawah tanah maka anggarannya 3 kali lipat. Misalnya rute Bandara Ngurah Rai-Kuta yang panjangnya kurang dari 4,9 kilometer, anggarannya hampir Rp5 triliun.
Konstruksi LRT Bali sengaja dipilih di bawah tanah karena aturan di bali cukup spesifik. Karena, bangunan atau proyek apapun di Bali tidak boleh melampaui tinggi pohon kelapa dan menggusur pura. Kemungkinan, proyek ini baru dikerjakan pada tahun depan.
Leave a Reply
Lihat Komentar