Market

Tak Becus Urus Krakatau Steel, DPR Sorot Silmy Karim Maju Jadi Dirjen Imigrasi

Selasa, 25 Okt 2022 – 14:32 WIB

Tak Becus Urus Krakatau Steel, DPR Sorot Silmy Karim Maju Jadi Dirjen Imigrasi - inilah.com

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) Silmy Karim (Foto: krakatausteel.com)

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) Silmy Karim mendaftar menjadi Dirjen Imigrasi jalur non-ASN. Dalam pengumuman yang dikeluarkan dan ditandatangani Sekjen Kemenkumham Andap Budhi Revianto, nama Silmy menduduki nomor 1 yang lolos.

Namun langkah Silmy ini menuai kritik dari Anggota Komisi VI DPR Amin AK. Ini mengingat kinerja Silmy selama memimpin beberapa BUMN dinilai gagal. Bahkan ia nyaris membuat Krakatau Steel (KS) bangkrut.

“Penyebabnya karena KS di bawah Silmy melakukan setidaknya dua kesalahan,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (25/10/2022).

Ia pun membeberkan dua kesalahan tersebut. Pertama, kegagalan investasi yang kemudian menjadi beban keuangan bagi PT KS. Kedua, kegagalan Silmy Karim dalam menjalankan amanat pemerintah dalam pengelolaan PT KS.

“Tujuan awal Pemerintah mendirikan PT KS adalah untuk mendukung kemandirian baja di dalam negeri dengan menyediakan baja yang akan digunakan sebagai bahan baku oleh sektor hilir,” ujarnya.

Sementara, di bawah kepemimpinan Silmy, PT KS dinilai tidak fokus karena cenderung berkeinginan menguasai pasar dalam negeri dengan mengekspansi bisnisnya ke industri hilir dan sektor perdagangan.

KS dinilai hanya berfokus pada pengembangan industri besi dan baja untuk keperluan infrastruktur yang secara nilai tambahnya sangat kecil.

Amin menyayangkan Silmy Karim mendaftar menjadi Dirjen Imigrasi. Mestinya ia fokus untuk membenahi PT KS yang tengah dipimpinnnya. Menurutnya KS di tangan Silmy Karim masih banyak masalah, terutama berkaitan dengan masih membanjirnya impor baja yang disebabkan rendahnya daya saing baja yang dibuat KS.

“Sekarang meski ekpor meningkat, namun di dalam negeri, pasar masih dibanjiri produk baja impor. Menurut catatan Kementerian BUMN, impor baja mencapai 10,2 juta ton yang diserap oleh pembangunan infrastruktur, pembangunan perumahan, properti, dan lain lain,” kata Amin.

Kondisi ini kata Amin disebabkan oleh ketidakmampuan KS dalam menghasilkan produk baja terbaik.

“Tingginya impor baja bisa menunjukan dua hal yaitu pertama, daya saing baja PT KS lebih rendah sehingga kalah dari sisi harga. Atau kedua, karena produksi baja PT KS belum mampu memenuhi kebutuhan di dalam negeri,” jelasnya.

Menurutnya, rendahnya daya saing harga baja PT KS dibandingkan produk impor terutama dari China antara lain dikarenakan ketergantungan pada impor bahan baku industri baja. Bahan baku utama industri baja, seperti slab, billet, dan bloom dari pengolahan biji besi masih teragntung pada impor yang jumlahnya mencapai 3 juta ton per tahun.

“Ketergantungan impor bahan baku utama industri baja menyebabkan rendahnya kemampuan PT KS untuk menghasilkan produk-produk baja engineering steel yang dibutuhkan sebagai bahan baku produk-produk bernilai tambah tinggi seperti otomotif, permesinan, pertahanan, penerbangan, pengeboran minyak dan peralatan-peralatan khusus. Sehingga ke depan, PR terberat industri baja nasional adalah mampu memproduksi bahan baku utama industri baja,” tegasnya.

“Karena itu, penguasaan inovasi dan teknologi menjadi kunci penting mengurangi ketergantungan impor bahan baku.”

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button