Market

Tak Hanya Mikirin Stok dan Harga, Bapanas Cegah Rawan Pangan dan Gizi

Penguatan tata kelola pangan nasional tidak berhenti kepada memastikan ketersediaan dan stabilitas pangan. Harus berdampak kepada penurunan tingkat kerawanan pangan dan gizi.

Pernyataan tersebut disampaikan Plt Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sarwo Edhy di Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/2/2023). Sepanjang 2022, Bapanas telah melakukan ekstra effort guna meningkatkan Indeks Ketahanan Pangan (IKP) dan skor PPH nasional.

“Upaya NFA menjaga kualitas konsumsi pangan masyarakat dan ketahanan pangan tersebut mendapatkan capaian positif. Pencapaian IKP sesuai dengan target yang dicanangkan, sedangkan perolehan Skor PPH yang kita luncurkan hari ini melebihi target RPJMN tahun 2022,” ujarnya.

Berdasarkan analisis Skor PPH selama sepuluh tahun terakhir, capaian Skor PPH nasional tahun 2022 berada di angka 92,9 atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukan adanya peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat. “Angka ini juga telah melebihi target RPJMN tahun 2022, yaitu sebesar 92,8. Skor 92,9 mengindikasikan kualitas konsumsi pangan penduduk Indonesia mengaraha pada komposisi yang beragam, dan bergizi seimbang,” paparnya.

Sarwo mengatakan, capaian ini merupakan akumulasi dari berbagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat. Kedepannya perlu ditingkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak guna mempercepat peningkatan konsumsi masyarakat menjadi Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman atau B2SA.

“Tentunya akan terus kita dorong dan tingkatkan di tahun-tahun berikutnya. Dalam Road Map NFA yang telah disusun, di tahun 2024 kita targetkan peningkatan skor PPH sampai 95,2 yang ditandai dengan penurunan konsumsi beras, serta diimbangi penambahan konsumsi sayur, buah, umbi dan protein hewani,” ungkapnya.

PPH merupakan susunan beragam pangan, berdasarkan proporsi keseimbangan energi dari sembilan kelompok pangan. Skor PPH sendiri merupakan parameter untuk mengukur seberapa beragam dan seimbang konsumsi Pangan masyarakat, skor dilihat dari nilai komposisi pola pangan dan gizi seimbang. Target capaian kualitas konsumsi pangan (Skor PPH) dapat terwujud apabila setiap wilayah baik kabupaten/kota maupun provinsi di Indonesia memiliki capaian konsumsi pangan yang berkualitas mengarah pada pola komposisi pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA).

Sedangkan untuk pencapaian IKP, Sarwo menambahkan, berdasarkan hasil Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) tahun 2022, jumlah daerah rentan rawan pangan di Indonesia tercatat sebanyak 74 kabupaten/kota atau sekitar 14%. Daerah yang sangat rentan (Prioritas 1) dan daerah rentan (Prioritas 2) mengalami penurunan dibandingkan tahun 2021. Hal ini masih sejalan (inline) dengan target nasional untuk penurunan daerah rentan rawan pangan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button