Tak Usah Emosi, Puan Siap Bicara dengan Para Pendemo RUU TNI


Ketua DPR RI Puan Maharani mengaku siap memberi penjelasan atas kekhawatiran publik terkait RUU TNI yang baru saja disahkan dalam rapat paripurna ke-15.

“Jadi kami berharap dan menghimbau adik-adik mahasiswa, yang saat ini mungkin masih belum mendapatkan penjelasan atau keterangan yang dibutuhkan, nanti kami siap untuk memberikan penjelasan,” kata Puan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025).

Puan memastikan, kekhawatiran dan kecurigaan dari masyarakat terkait RUU TNI tersebut tidak akan ada. Justru, dia menyebut akan membawakan manfaat ke depan.

“InsyaAllah tidak, dan kami juga berharap bahwa revisi undang-undang TNI yang baru disahkan nantinya ke depan akan bisa bermanfaat bagi pembangunan bangsa dan negara,” tuturnya.

Asal tahu saja pengesahan perubahan RUU TNI diwarnai aksi demonstrasi di depan gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025). Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin memandangnya sebagai bentuk perhatian publik. Dia pun mengucapkan terima kasih untuk itu.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang menolak,” kata Sjafrie di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025).

Dia mengajak para pendemo untuk menjaga persatuan. Sjafrie juga mengatakan bahwa ke depan bangsa Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Dia berharap agar UU TNI yang telah disahkan dapat bermanfaat bagi negara.

“Saya mengajak kita semua semua untuk bersatu, kita semua bersahabat dan keluarga bangsa Indonesia yang memikul beban tugas dari negara ini yang cukup besar akan menghadapi tantangan dari dalam maupun dari luar. Semoga segala upaya dan pemikiran dan yang kita sumbangkan ini dapat menjadi manfaat bagi bangsa dan negara,” kata dia

Sjafrie menegaskan tidak ada pasal yang membuat dwifungsi kembali bangkit dalam UU TNI yang baru disahkan. Dia mengatakan UU TNI terbaru masih terdapat larangan prajurit berbisnis.

“Semuanya masih berlaku, karena kan kita rapihkan semuanya, yang penting kesejahteraan prajurit harus kita perhatikan, harus kita perhatikan,” tutur dia.

Diketahui, para pendemo langsung emosi ketika tahu DPR RI mengesahkan RUU TNI menjadi UU. Mereka langsung bertindak anarkis, menggedor gerbang pancasila, gerbang belakang gedung DPR, ada juga yang mengambil batu mencoba menghancurkan gembok yang mengunci gerbang.

“Buka, buka,” teriak massa.

Mereka turut menunjuk-nunjuk petugas yang berjaga di dalam gedung atau di balik pagar. Mereka memprotes dilakukannya penggembokan pagar sesaat sebelum rapat paripurna pengesahan RUU TNI dimulai oleh DPR.

Ada salah seorang dari massa aksi mencoba menghancurkan rantai yang mengunci gerbang pancasila. Rantai itu dipukul menggunakan batu, kemudian ada juga yang menarik-narik rantai dan menendang pagar.

“Keluar, keluar,” ucap salah satu massa aksi sambil melempari pagar dengan batu.

“Isi perut kalian dari siapa kalau bukan dari uang rakyat Indonesia? Semua yang melekat di badan kalian adalah milik rakyat!” teriak massa.

Bahkan mereka mencoba adu domba dengan mengungkit kasus anggota polri yang ditembak oleh oknum TNI di Lampung, agar barisan Brimob mau membukakan gerbang.

“Ingat, polisi dibunuh oleh TNI,” ucap mereka.