News

Taliban Sebut 158 Orang Meninggal Akibat Cuaca Musim Dingin

Pejabat Taliban pada Kamis (26/1/2023) menyebut 158 orang meninggal pada awal tahun ini akibat musim dingin yang terbilang ekstrem di Afghanistan, yang membuat krisis kemanusiaan di negara itu semakin parah.

Mengutip Associated Press, pejabat Taliban dari Kementerian Manajemen Bencana Alam, Abdul Rahman Zahid, mengatakan bahwa kasus-kasus kematian itu terjadi akibat suhu dingin, banjir, dan masalah cuaca lainnya.

Pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban pada Agustus 2021 lalu membuat ekonomi Afghanistan terpuruk dan mengubah negara itu, mendorong jutaan orang ke dalam jurang kemiskinan serta kelaparan.

Aliran bantuan asing pun berhenti hampir seketika.

Prakiraan cuaca mengatakan bahwa suhu udara akan anjlok ke minus 35 derajat Celcius di sebagian wilayah Afghanistan akhir pekan ini.

Berbagai kelompok kemanusiaan memberikan bantuan musim dingin kepada masyarakat, termasuk alat penghangat, uang tunai untuk membeli bahan bakar dan baju hangat. Akan tetapi, penyaluran bantuan itu sangat terdampak oleh aturan Taliban yang melarang perempuan bekerja, termasuk staf perempuan kelompok LSM, kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).

Shazia, yang tidak bersedia memberikan nama belakangnya, kehilangan dua anaknya dua bulan lalu akibat cuaca dingin ekstrem dan ketiadaan penghangat udara.

Ia tinggal di sebuah kamp darurat di Kabul setelah mengungsi dari Provinsi Laghman.

Shazia mengatakan, tidak ada cukup sumber penghangat dalam ruangan dan salah satu dari sedikit cara untuk menghangatkan ruangannya adalah dengan memanggang roti.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button