Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), atau yang dikenal sebagai Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH), adalah gangguan mental yang sering dialami anak-anak. Gangguan ini menyebabkan anak sulit berkonsentrasi, hiperaktif, dan impulsif. Berdasarkan data, prevalensi ADHD di Indonesia diperkirakan mencapai 15%, atau 1 dari 20 anak.
Sebagai organisasi yang berkomitmen pada kesehatan masyarakat, IDI Kabupaten Jepara memberikan informasi penting terkait penyebab ADHD serta metode pengobatan yang efektif untuk membantu anak-anak dengan kondisi ini.
Apa Saja Penyebab ADHD pada Anak?
Menurut IDI Kabupaten Jepara, ADHD disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, baik genetik maupun lingkungan, yang saling berinteraksi. Berikut adalah penyebab utama ADHD:
Faktor Genetik atau Keturunan
- ADHD cenderung diwariskan dalam keluarga. Anak yang memiliki orang tua atau saudara dengan ADHD memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan ini.
- Pewarisan genetik ini melibatkan mekanisme kompleks yang masih terus diteliti.
Ketidakseimbangan Neurotransmitter
- Ketidakseimbangan zat kimia otak, terutama dopamin, sering dikaitkan dengan gejala ADHD.
- Perubahan struktur otak, seperti ukuran area tertentu yang lebih kecil, juga dapat memengaruhi munculnya gejala.
Paparan Lingkungan yang Berbahaya
- Anak-anak yang terpapar zat kimia beracun seperti pestisida atau timbal selama kehamilan atau masa kecil berisiko lebih tinggi mengalami ADHD.
- Zat ini dapat memengaruhi perkembangan sistem saraf anak.
Kelahiran Prematur atau Berat Badan Lahir Rendah
- Anak-anak yang lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki risiko lebih tinggi karena kondisi ini dapat memengaruhi pertumbuhan otak dan fungsi neurologis.
Obat yang Direkomendasikan untuk ADHD
Pengobatan ADHD harus disesuaikan dengan kebutuhan setiap anak dan dilakukan di bawah pengawasan dokter. Berikut adalah obat-obatan yang umum direkomendasikan:
Methylphenidate
- Obat stimulan ini membantu meningkatkan kadar dopamin dan norepinephrine di otak.
- Efektif dalam meningkatkan konsentrasi dan mengurangi hiperaktivitas serta impulsivitas.
Atomoxetine
- Obat non-stimulan ini direkomendasikan untuk anak-anak yang tidak merespons obat stimulan atau mengalami efek samping signifikan.
- Atomoxetine bekerja dengan meningkatkan kadar norepinephrine dan dopamin di otak.
Selain pengobatan dengan obat, terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi psikoedukasi sangat penting untuk membantu anak memahami dan mengelola gejala ADHD mereka.
Konsultasi dengan Dokter Sangat Penting
Pengobatan ADHD membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan obat-obatan, terapi perilaku, dan dukungan dari orang tua. Dengan pengelolaan yang tepat, anak-anak dengan ADHD dapat menjalani kehidupan yang produktif dan bahagia.
IDI Kabupaten Jepara terus berupaya memberikan edukasi dan dukungan bagi keluarga yang menghadapi tantangan ADHD, sekaligus memastikan bahwa anak-anak dengan kondisi ini mendapatkan perawatan terbaik.