News

Tanggapi Kritik UU Ciptaker, PDIP Minta BEM UI Jangan Asal Bunyi

Politikus PDIP Hendrawan Supratikno menyayangkan cara kritik yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) yang mengunggah meme Ketua DPR Puan Maharani berbadan tikus.

Cara tersebut dinilainya kurang elegan dan tak patut disampaikan oleh kalangan terpelajar seperti kawan-kawan mahasiswa. Sebagai kalangan yang terpelajar, seharusnya cermat dalam mengkritik jangan asal bunyi.

“Rasanya kurang patut apabila mahasiswa menyampaikan umpatan-umpatan yang kurang terdidik, asal bunyi, merendahkan akal budi,” kata Hendrawan dalam keterangan kepada awak media di Jakarta, Kamis (23/3/2023).

Anggota Komisi XI DPR itu menyatakan kritik harus membangun dan disampaikan secara baik melalui saluran yang tepat. Sebab, sambung dia, selama ini kritik dan masukan dari mahasiswa sangat diperhatikan DPR maupun fraksi PDIP. Bahkan anggota DPR sering berkunjung ke kampus-kampus menyerap aspirasi.

“Selama ini kritik dan masukan dari kampus, sangat diperhatikan. Kunker-kunker Alat Kelengkapan Dewan (AKD), termasuk Badan Legislasi, sering ke kampus-kampus,” ujar politisi berusia 62 tahun itu.

Ia berharap mahasiswa bergerak sesuai dengan koridornya dan mengedepankan etika akademik. Menurutnya, itulah peran dari akademik dalam membangun peradaban bangsa, bukan asal melontarkan umpatan yang minim gagasan.

“Kami selalu berharap kampus memberi masukan secara lengkap dan mendalam. Kami berharap mahasiswa kembali bergerak dalam koridor dan etika akademik. Itulah esensi peran dan kontribusi insan kampus dalam membangun peradaban bangsa. Bukan melakukan umpatan-umpatan yang dangkal dan spekulatif,” lanjut Hendrawan.

Diketahui, BEM UI lewat media sosialnya mengunggah kritik kepada DPR RI sekaligus memuat meme Ketua DPR Puan Maharani berbadan tikus. Selain itu, kritik juga tertuju kepada Presiden Jokowi.

Dilihat dalam unggahannya, BEM UI memuat kritikan perihal sikap DPR dalam pengesahan Perppu Cipta Kerja menjadi undang-undang. BEM UI juga mengubah akronim DPR menjadi Dewan Perampok Rakyat.

Selain memuat sejumlah kalimat kritik, unggahan itu juga menampilkan animasi dengan memuat meme Puan dengan badan tikus. Animasi itu juga disertai tulisan ‘Kami Tidak Butuh Dewan Perampok Rakyat’.

Ketua BEM UI Melki Sedek Huang angkat bicara terkait unggahan tersebut. Dia menyebut hal itu sebagai bentuk kemarahan BEM UI atas sikap DPR. “Saya rasa keseluruhan publikasi kami tersebut sudah menggambarkan kemarahan kami terhadap DPR hari ini,” kata Melki saat dihubungi, Rabu (22/3/2023).

Melki menilai dengan sikap DPR yang mengesahkan Perppu Cipta Kerja menjadi UU berseberangan dengan kehadiran DPR yang seharusnya menjadi wakil rakyat. Dia menilai sikap DPR lewat pengesahan UU tersebut tidak sesuai dengan keinginan rakyat.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button