Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tessa Mahardhika berharap sosok pimpinan lembaga antirasuah periode 2024-2029 adalah orang-orang berintegritas.
Pernyataan ini disampaikan Tessa, sebagai respon dari lolosnya Wakil Ketua KPK Johanis Tanak sebagai satu dari 10 nama yang telah disetorkan pansel ke Presiden Joko Widodo.
“Kita semua menginginkan sosok-sosok nakhoda di lembaga ini yang kredibel, yang memiliki integritas dan dapat membawa kapal lembaga ini mengarungi gelombang,” ujar Tessa kepada awak media di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, dikutip Rabu (2/10/2024).
Tessa menilai, KPK membutuhkan seorang pimpinan yang mampu mengarungi gelombang perlawanan koruptor, demi maksimalnya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Untuk diketahui, 10 nama itu saat ini sudah ditangan Jokowi, yang kemudian akan disetorkan kembali kepada Komisi III DPR untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan. Dari 10 nama itu, nanti akan dipilih 5 orang yang dianggap layak menjadi pimpinan KPK.
“Harapannya adalah setelah diserahkan nama-nama 10 orang ini, para wakil rakyat di Komisi III dapat memilih yang terbaik dari yang terbaik. Dari 10 orang ini,” ucap Tessa.
“Tugas kita sebagai masyarakat memberikan masukan kepada wakil- wakil kita di Komisi III dan kita doakan agar didapatkan pimpinan KPK terikutnya yang terbaik,” kata Tessa menambahkan.
Tanak Lepas dari Sanksi Etik
Sebagaimana diketahui, Wakil Ketua KPK, Johanis Tanak lepas dari jerat etik dugaan pelanggaran berhubungan dengan pihak berperkara eks Plh Dirjen Minerba Muhammad Idris Froyo Sihite, saksi dugaan kasus korupsi tunjangan kinerja (tukin) ASN di Kementerian ESDM.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sejumlah pihak, pesan singkat yang dikirim Tanak itu bersamaan waktunya dengan kegiatan penggeledahan dan rapat ekspose perkara yang diikuti seluruh pimpinan KPK, termasuk Tanak. Namun, pelanggaran etik itu dinilai tidak cukup bukti di sidang etik karena Tanak menghapus pesan chat tersebut di hpnya.
Indonesia Corruption Watch (ICW) menyayangkan sikap Panitia Seleksi (Pansel) yang meloloskan dua pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pernah terseret kasus etik menjadi Calon Pimpinan (Capim) lembaga antirasuah tahun periode 2024-2029.
Adapun pejabat KPK yang pernah terseret kasus etik yaitu Wakil Ketua Johanis Tanak dan Deputi Bidang Pencegahan dan Monitoring Pahala Nainggolan.
“Pernah dilaporkan atas dugaan pelanggaran kode etik, seperti Johanis Tanak dan Pahala Nainggolan,” kata Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana melalui keterangannya kepada wartawan, Kamis (12/9/2024).
Kurnia menilai, pansel belum maksimal menggali rekam jejak para figur bermasalah ini dalam tahap seleksi profile assessment.
“Pada dasarnya, ada banyak kanal informasi yang bisa dimanfaatkan oleh Pansel untuk mengetahui hal tersebut, salah satunya Dewan Pengawas KPK,” ucapnya.
Lebih jauh, Kurnia menyoroti Wakil Ketua KPK Tanak. Padahal, lima tahun terakhir tidak ada perubahan yang dibawa oleh pimpinan itu untuk lembaga antirasuah.
Malahan, kata Kurnia, lembaga pemberantas korupsi itu kerap dipersepsikan negatif oleh masyarakat, serta kerap menimbulkan kegaduhan.
“Jika model kepemimpinannya begitu, lalu untuk apa tetap diloloskan? Bukankah hanya akan mengulangi hal yang sama jika kelak ia terpilih?,” ucapnya.
Berikut 10 Nama Capim KPK yang Disetorkan ke Jokowi.
1. Agus Joko Pramono (Mantan Wakil Ketua BPK) = Lolos
2. Ahmad Alamsyah Saragih (Mantan anggota Ombudsman RI)= Lolos
3. Djoko Poerwanto (Kapolda Kalimantan Tengah/Polri)= Lolos
4. Fitroh Rohcahyanto (mantan Direktur Penuntutan KPK/Kejagung)= Lolos
5. Ibnu Basuki Widodo (Hakim Tinggi Pemilah Perkara Pidana Khusus MA)= LoLos
6. Ida Budhiati (Mantan anggota DKPP)= Lolos
7. Johanis Tanak (Wakil Ketua KPK)= Lolos
8. Michael Rolandi Cesnanta Brata (Kepala BPKD DKI Jakarta)= Lolos
9. Poengky Indarti (Komisioner Kompolnas)= Lolos
10. Komjen Setyo Budiyanto (Irjen Kementan/Polri)= Lolos