Kanal

Tank Eropa di Ukraina Bakal Dijegal Tank Rusia Berawak Perempuan?

Beberapa negara Eropa bersiap mengirim tank tempur canggihnya ke Ukraina. Lalu, apakah Rusia akan mengulang sejarah dan melawannya dengan tank berawak perempuan yang sangat terkenal sejak era Perang Dunia ke-2?

Eropa telah mempersiapkan peralatan tempur dan pelatihan untuk tank Leopard-2 Jerman, Challenger-2 Inggris, dan tank M1A2 Abrams Amerika Serikat ke Ukraina. Kehadiran peralatan berat ini di Ukraina berpotensi menjadi bentrokan lapis baja pertama di tanah Eropa setelah perang tank besar-besaran di Perang Dunia ke-2.

Akan menarik untuk melihat apakah Rusia akan mengulang sejarah dan mengeluarkan pasukan andalannya yakni pasukan tank dengan awak perempuan yang sangat terkenal. Rusia dulu sempat mengukir kejayaan lewat pahlawan perang wanitanya di era Perang Dunia ke-2. Pengiriman pejuang wanitanya dalam perang di daratan ini tentu akan menjadi babak baru dari konflik Rusia dan Ukraina.

Terkenal sejak Perang Dunia ke-2

Kiprah tentara wanita terutama awak kendaraan lapis baja Rusia sudah dikenal dunia sejak lama. Mengutip EurAsian Times, awak tank wanita Rusia seperti Maria Oktyabrskaya dan Yekaterina Petlyuk di masa Perang Dunia II telah dianggap penting dalam sejarah militer negara itu. Keduanya menerima penghargaan Pahlawan Uni Soviet dan masing-masing mencapai prestasi penting dengan tank T-34 dan T-60 mereka.

“Maria menghancurkan lusinan tank Jerman dan senjata artileri, sementara Yekaterina secara ajaib melihat ladang ranjau dan menghentikan tanknya tiga meter dari ranjau, dengan demikian menyelamatkan nyawa beberapa perwiranya yang melakukan perjalanan di atasnya,” ungkap EurAsian Times.

Perwira penghubung Alexandra Samushenko merupakan awak kapal tanker legendaris lainnya, satu-satunya wakil komandan batalion tank. Dia terlibat aksi di beberapa medan perang, terluka tiga kali dan harus meninggalkan tanknya yang terbakar dua kali.

Para prajurit perempuan itu dengan tank T-34 harus menghadapi tank Tiger Jerman. Terlepas dari kecepatan dan kemampuan manuvernya, tank itu masih bisa dikalahkan oleh tank Jerman yang lebih berat dan lebih canggih. Alexandra terbunuh dalam aksi di Polandia barat laut, sementara Maria meninggal setelah beberapa bulan karena cedera pecahan peluru yang dideritanya pada 18 Januari 1944.

Terbentuk di 2019

Rusia telah meluncurkan awak tank wanita pertamanya di Army Games 2019. Anggotanya adalah Anastasiya Baranova, Marina Pushkareva, dan Daria Sirotenko. Menariknya, ketiganya memiliki spesialisasi inti yang berbeda. Masing-masing seorang ahli bedah, terapis, dan apoteker, sebelum kemudian memilih untuk ditugaskan ke korps lapis baja.

Sebuah artikel di Russia and Beyond mengungkapkan kesulitan fisik perempuan dalam mengoperasikan tank. “Hal tersulit bagi mereka adalah memuat amunisi ke dalam tank. Misalnya, setiap proyektil (yang paling ringan beratnya sekitar 19 kg) dimuat secara manual. Jadi, ketika mereka pergi ke lapangan tembak, mereka harus memuat sendiri puluhan peluru,” kata laporan itu.

Ketiga perempuan ini dipilih dari ribuan kandidat untuk mengoperasikan tank T-80, mesin perang tercepat dan terberat Rusia. Tank T-80 bermesin turbocharger, yaitu mesin yang mirip dengan yang digunakan pada pesawat terbang. Mesin perang itu dapat melaju melintasi pepohonan dan hutan dengan kecepatan hingga 80 kilometer per jam.

Untuk mempelajari cara mengendarai tank, perempuan-perempuan itu harus menjalani kehidupan layaknya tentara di salah satu barak divisi tank milik negara. Setiap hari, mereka bangun jam 6 pagi, menjalani pelatihan fisik pertama dan barulah diperbolehkan sarapan. Setelah itu mereka dibawa ke kelas dan pelatihan mengemudi, di mana mereka mempelajari cara mengoperasikan monster logam seberat 40 ton dengan senjata yang mampu menembus dinding itu.

Negara lain memiliki awak tank wanita

China dan Israel adalah dua negara lain yang telah mengoperasionalkan awak tank wanita atau melatih mereka sebagai bagian dari latihan. Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China telah melatih awak tank wanita. Ini terlihat dari laporan tentang wanita yang dilatih MBT Type-99A muncul di Global Times pada Juli 2019.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Oktober 2022 juga mengumumkan keberhasilan program percontohan untuk operator tank wanita yang dimulai pada 2020. IDF menyeleksi 15 tentara wanita yang diikutkan dalam program rekrutmen tempur. Namun dua di antaranya gagal menyelesaikan program, menyisakan 13 anggota.

Program pelatihan yang intensif telah dimulai sejak awal Maret 2017 lalu. Sebanyak 13 tentara yang tersisa dipindahkan ke markas pasukan lapis baja Shizafon di Negev. Di sana, mereka dilatih untuk mengoperasikan tank model Merkava Mark 3.

Lalu apakah Rusia mengulangi sejarah dengan memaksa awak tank wanitanya untuk beroperasi dalam perang yang sudah berlangsung setahun lebih di Ukraina itu? Jika benar tentu akan mengakibatkan banjir kritik sosio-politik yang lebih besar dari pengamat Barat.

Selain itu, keputusan untuk mengijinkan perempuan mengoperasikan tank itu juga bakal mendapat komentar miring di media sosial. Salah seorang warganet menyatakan bahwa ‘Wanita tak seharusnya mengendarai tank! Apa yang akan dia lalukan jika trek tank-nya rusak? Mereka bahkan tidak cukup kuat untuk mengoperasikan tuas dan mesin tank!’

Padahal para pasukan perempuan ini telah menepis keraguan itu dengan keberhasilan mereka dalam menyingkirkan ribuan pesaing untuk masuk di tim perang lapis baja. Mereka juga sudah mendapatkan pelatihan yang keras sehingga piawai tidak hanya mengendarainya tetapi juga bermanuver, menyiapkan amunisi dengan strategi perang yang terbaik.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button