Pada suasana sore yang hangat di Istana Merdeka, Presiden Joko Widodo, pada Rabu (10/7/2024) kemarin, telah resmi melepas kontingen atlet Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade Paris 2024.
Tahun ini, Indonesia mengirimkan 29 atlet dari 12 cabang olahraga yang berbeda, jumlah terbanyak dalam dua dekade terakhir, menandai sebuah pencapaian signifikan dalam sejarah partisipasi Indonesia di ajang olahraga paling prestisius di dunia ini.
Acara pelepasan dihadiri oleh pejabat tinggi negara dan berlangsung dengan penuh semangat dan harapan.
Namun, di tengah euforia tersebut, pemerintah, melalui Menpora Dito Ariotedjo dan Presiden Jokowi, tampaknya masih enggan untuk menyebutkan target medali secara spesifik, menyisakan ruang bagi ekspektasi yang menggantung.
Menpora Dito menyatakan bahwa fokus utama adalah pada cabang olahraga badminton, panjat tebing, dan angkat besi yang memiliki potensi besar untuk meraih medali.
Sementara itu, Presiden Jokowi hanya mengharapkan para atlet berjuang dengan semangat dan membawa pulang medali sebagai bentuk kebanggaan nasional.
“Mata dunia akan tertuju semuanya pada penampilan Saudara-saudara. Dan juga rakyat Indonesia juga akan tertuju semuanya kepada Saudara-saudara dan akan mengelu-elukan Saudara-saudara semuanya, dan menaruh banyak harapan kepada atlet-atlet kita. Oleh karena itu, persiapkan diri dengan baik, siapkan fisik, siapkan mental, siapkan diri untuk bertanding, dan harapan kita semuanya semoga berhasil dan menang, dan membawa pulang medali,” ujar Jokowi dikutip dari laman resmi Setkab.
Pengukuhan kontingen oleh Menpora dan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, sebelumnya dilakukan di gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga. Pengukuhan ini seolah menjadi momen penting bagi atlet untuk menyatukan tekad sebelum berangkat ke Paris.
Sejarah menunjukkan bahwa jumlah kontingen seringkali berbanding lurus dengan prestasi yang diraih. Indonesia pernah mengirim kontingen besar seperti pada Olimpiade Barcelona 1992 dan Sydney 2000 dengan hasil yang membanggakan. Momen ini, oleh banyak pihak, diharapkan bisa mengulang kejayaan masa lalu tersebut.
Namun, prestasi Olimpiade juga dipengaruhi oleh banyak faktor lain, termasuk persiapan, kondisi atlet, dan sedikit unsur keberuntungan yang tidak bisa diabaikan.
Seperti diketahui, Olimpiade adalah panggung yang penuh tekanan, di mana atlet berkompetisi bukan hanya melawan lawan, tapi juga melawan harapan sebuah bangsa.
Dengan demikian, keberangkatan 29 atlet Indonesia ke Paris bukan hanya sebuah perjalanan fisik menuju kota mode dunia itu, tetapi juga perjalanan mental dan emosional yang akan menguji ketangguhan dan ketahanan mereka di kancah global. Masyarakat Indonesia, dengan penuh harap, mengikuti setiap langkah mereka, berharap akan ada kabar gembira yang membawa pulang medali emas, perak, dan perunggu.
Apakah di Paris nanti, Tim Indonesia dapat melampaui pencapaian terbaiknya? Hanya waktu yang akan menjawab.