Ototekno

Tantangan Startup Berubah, Kominfo Keluarkan Jurus Bootstrapping

Koordinator Startup Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sonny Hendra Sudaryana menyampaikan, para ahli dan pelaku start-up serta perusahaan ventura kapital telah mengidentifikasi beberapa tantangan utama. Tantangan tersebut yaitu; profil dan pengalaman founder; product-market fit; potensi pasar dan potensi untuk scale-up; serta faktor diferensiasi dan lokalitas. Keempat faktor ini merupakan poin krusial dalam menentukan perusahaan terpilih yang akan menerima pembinaan ke jenjang yang lebih tinggi.

Hal tersebut dikemukakan dalam penutupan SSI Batch 5, Kominfo memperkenalkan sebuah strategi untuk para pelaku usaha Start-up. Strategi tersebut adalah Bootstrapping.

“Para founders startup harus memaksimalkan kesempatan yang ada dan menciptakan solusi tantangan ekonomi dan sosial yang inovatif,” kata Sonny dalam acara puncak Milestone Day sebagai penutup dari serangkaian program inkubasi Startup Studio Indonesia (SSI) batch 5 yang digelar secara daring, Selasa (13/12/2022).

Profesi sebagai seorang pengusaha atau entrepreneur, menjadi sebuah tren untuk menyambung kebutuhan hidup. Dalam membangun sebuah bisnis, seringkali kita terbentur dengan masalah modal. Sejak perkembangan teknologi digital yang pesat, membangun sebuah bisnis kreatif berbasis start-up tidak lagi repot dalam urusan perizinan dan teknis.

Untuk itu, kini menjadi seorang pengusaha tidak harus membutuhkan biaya besar hingga miliaran. Membangun usaha start-up bisa di mulai dari hal yang paling sederhana, atau memilih bidang yang sangat dekat dengan keseharian kita. Saat ini, tidak sedikit pebisnis start-up yang berani memulai usahanya dengan modal yang tidak besar.

Munculnya berbagai perusahaan start-up ternama, membuat pelaku bisnis start-up pemula turut berani memperkenalkan diri. Untuk itu, pemerintah memberikan berbagai dukungan kepada pelaku bisnis tersebut melalui berbagai program berupa solusi yang berdampak. Salah satunya ialah program Start-up Studio Indonesia (SSI) buatan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI yang berjalan sejak tahun 2020.

Program inkubasi intensif ini bertujuan untuk mendampingi dan membina para pelaku start-up digital pada tahap awal (early-stage) untuk bisa mencapai product-market fit mereka secara optimal. Dalam rangkaian program tersebut, SSI memilih beberapa perusahaan start-up yang dianggap siap menerima pembinaan ke level yang lebih tinggi.

Menurut Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Kominfo, pengenalan strategi ini dapat memperkuat dan melengkapi pemberdayaan perusahaan start-up di Indonesia.

Start-up Indonesia (SSI) hadir untuk memperkuat dan melengkapi pemberdayaan perusahaan. Melalui program ini, Kominfo berharap, perusahaan yang bergabung dapat meningkatkan skala bisnisnya, dari segi jumlah pengguna, pendapatan, penyerapan tenaga kerja, penghasilan, dan keuntungan lainnya,” ujarnya.

Strategi Bootstrapping

Bootstrapping adalah jalur atau strategi pengembangan usaha di mana pendiri usaha (founder) memilih mengandalkan kekuatan internal terlebih dahulu. Strategi ini bermaksud, dalam memulai bisnis baru, pengusaha perlu membiasakan diri dengan modal seadanya dari kantong atau simpanan sendiri, dan tidak terlalu terfokus pada modal dari investor. Dari sana kemudian mengandalkan perputaran pendapatan dalam mengembangkan usahanya. Dalam konteks Indonesia, bisa dibilang bootstrapping ini ialah strategi memulai usaha dengan modal dengkul. Pelaku usaha yang memulai dengan strategi bootstrapping ini umumnya memulai usaha dengan modal kecil, bahkan bisa dengan tanpa modal sama sekali.

Strategi tersebut telah terbukti keberhasilannya melalui kesuksesan dari sejumlah perusahaan start-up yang telah melakukan Bootstrapping. Salah satunya ialah perusahaan start-up bidang desain interior Dekoruma.

“Berbeda dengan 8 tahun lalu, investor sekarang ingin melihat net revenue yang positif setelah semua biaya marketing dan subsidi. Sehingga perusahaan dapat le  bih cepat profitable. Hal ini yg kami sudah lakukan sejak dahulu sehingga kami tidak memerlukan investasi dalam jumlah besar untuk mengembangkan Dekoruma. Fokus kami selalu membangun fondasi bisnis yang sustainable,” ujar Dimas Harry Priawan, CEO dan Co-founder Dekoruma, dalam temu pers virtual di Jakarta pada Selasa (13/12/2022).

Selain itu, para pengusaha start-up juga menyebut bahwa strategi ini merupakan pilihan tepat, terutama dalam menentukan tujuan yang harus tercapai terlebih dahulu. Bootstrap juga bisa menjadi solusi untuk menghindari perusahaan dari ketergantungan funding, dan mampu menemukan jalan keluar yang lain.

“Dari pengalaman Biteship yang baru menerima funding, kami menghindari penggunaan dana funding untuk menutupi biaya operasional ataupun hutang, karena hal tersebut bisa membuat startup bergantung pada dana eksternal untuk menjalankan bisnis. Perkembangan tahap awal (early stage) perusahaan ialah masa yang paling krusial, sehingga harus berhati-hati dan strategis dalam mengelola apa yang kita punya, karena itu, kita juga harus menghindari membuat keputusan yang terburu-buru” ungkap Afra Sausan, Co-Founder dan CMO Biteship.

Kominfo menyebut, untuk menavigasi lanskap ekonomi digital yang terus berubah, pihaknya akan terus melanjutkan program SSI. Program ini memiliki target dapat meluluskan 150 start-up digital tahun 2024.

Harapannya, para startup alumni SSI mampu mengembangkan skala bisnisnya – baik dari segi jumlah pengguna, jumlah pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan pendanaan dari Venture Capital – pasca mengikuti pelatihan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button