Entah apa yang ada di pikiran para adik-adik siswa SD di Cilangkap, Tapos, Depok. Para bocah yang seharusnya bermain dengan teman sebaya malah terlibat aksi tawuran.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Aris Adi Leksono menduga, para bocah SD ini tawuran karena terpengaruh tontonan. Dia meminta, Pemkot Depok menangani persoalan ini dengan serius.
“Bisa jadi mereka ikut-ikutan, terprovokasi dengan tayangan atau berita terkait tawuran,” ucap Aris kepada wartawan, Senin (12/5/2025).
Para orang tua juga diminta untuk memperketat pengawasan tontonan anak, utamanya saat buah hati sedang bermain media sosial.
“Kejadian ini bisa menjadi alarm buat orang tua dan guru untuk intensif mengawasi, pembimbing, dan melakukan deteksi dini perubahan perilaku anak yang mengarah pada prilaku menyimpang. Perlu juga mengontrol aktivitas anak-anak di media sosialnya,” ujar
Dinas Pendidikan Kota Depok, diharakan segera mengantisipasi, serta melakukan pembinaan terhadap anak-anak dan pendampingan. Peristiwa ini harus menjadi sebuah evaluasi ataupun refleksi bahwa tawuran sudah tidak lagi dilakukan pelajar SMA atau SMP.
Sebelumnya, Kapolsek Cimanggis Kompol Jupriono mengatakan tawuran bocah SD itu terjadi pada Sabtu (10/5/2025), pukul 10.30 WIB, di Perumahan Laguna, Cilangkap, Tapos, Depok.
“Adapun para pelaku tawuran tersebut antara siswa SD Cilangkap 08 dan Siswa SD Cilangkap 05, tawuran tersebut dibubarkan oleh warga,” jelasnya.