Arena

Tak Capai Target di Asian Games 2022, Menpora Akui Sudah Evaluasi Semua Cabor

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menyebutkan rencana untuk mengevaluasi satu per satu cabor di Asian Games 2022 sudah terlaksana.

Keinginan untuk mengevaluasi seluruh cabor merujuk pada hasil kurang memuaskan yang diraih kontingen Merah Putih di Asian Games Hangzhou. Di mana, Indonesia berakhir di peringkat 13 pada Asian Games kali ini setelah mengumpulkan 7 emas, 11 perak dan 18 perunggu.

“Sudah, sudah. Satu-satu sudah kita panggil. Ini kan juga persiapan buat Olimpiade,” kata Menpora Dito di Kemenko Marves, Jakarta Pusat, Selasa (31/10/2023).

Sebelumnya, kontingen Indonesia berangkat ke Hangzhou dengan membawa misi dan target bercokol di posisi 10 besar dengan koleksi 12 medali emas. Sayang target tersebut meleset dengan margin yang cukup jauh.

Adapun dari surat pemanggilan evaluasi cabor yang diterima Inilah.com pada Selasa, diketahui bahwa kegiatan tersebut telah terlaksana pada 19-25 Oktober 2023 silam.

Proses evaluasi itu berada di bawah tanggung jawab Deputi 4 Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Surono.

Tercatat, tiga perwakilan pengurus cabor mulai dari Bulu tangkis, angkat besi dan panjat tebing menjadi yang pertama dievaluasi pada Kamis (19/10/2023).

“Setiap Induk Organisasi Cabang Olahraga diwajibkan menunjuk 3 orang yang terdiri dari 1 orang Sekretaris Jenderal/Manajer, 1 unsur Bidang Pembinaan Prestasi (Ketua/Wakil Ketua Bidang), dan 1 orang pelaksana Pelatnas (Manager, Kepala Pelatih, Pelatih Fisik yang mampu menjelaskan program latihan yang dijalani) dan membawa surat tugas resmi dari PB/PP dan tidak dapat diwakili,” bunyi surat undangan evaluasi Asian Games ke-19.

Terpisah, pelatih tim putra cabor Soft Tennis, Prima Simpatiaji membenarkan ihwal evaluasi yang terlaksana dalam kurun waktu dua pekan silam.

Ia yang menjadi salah satu perwakilan Pengurus Pusat Persatuan Soft Tennis Indonesia (PP Pesti) menyebutkan bahwa proses evaluasi itu berlangsung selama 30 menit.

“Iya betul (yang evaluasi) tim review dan Kemenpora. Delapan orang kalau tidak salah ya. Evaluasi saja, bahwa ya memang mereka tahu bahwa kita ini ada gap lah antara tiga negara terkuat, Korea Selatan, Jepang dan China Taipei. Empat lah sama Cina, tuan rumah, kami harus ngejar itu, apalagi untuk nanti di Asian Games berikutnya di Nagoya, karena kalau tidak seperti itu, ya kami tidak akan dapat medali di Asian Games berikutnya,” terang Prima saat dihubungi.

Selain itu, Tim review kata Prima meminta agar atlet Soft Tennis dapat meningkatkan kualitas individu yang secara spesifik mengarah ke bentuk pukulan. Sejauh ini tim review menurut Prima menilai para atlet masih terkesan bermain layaknya pukulan Tennis bukan Soft Tennis.

“Kami diminta banyak kirim pemain ke sana (Jepang, Korsel, dan Taiwan) bagi ilmu lah istilahnya,” pungkas dia. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button