Tekad Kuat Haji Isam Wujudkan Kemandirian dan Kedaulatan Pangan

Keraguan banyak pihak seputar program food estate untuk mewujudkan swasembada pangan yang digadang Presiden Terpilih Prabowo Subianto, dijawab tuntas. Prabowo mengutip salah satu pernyataan Presiden Amerika Serikat John F Kennedy.

“John F Kennedy pernah mengatakan, If a free society cannot help the many who are poor, it cannot save the few who are rich. Untuk menjaga kekuatan ekonomi kita dan mencapai ketenangan dan stabilitas kita harus urus masalah fundamental rakyat,” ujar Prabowo dalam Market Outlook Trimegah, di Jakarta, Kamis, (1/1/2024) lalu.

Salah satu masalah fundamental itu adalah soal pangan, sehingga program swasembada pangan menjadi salah satu prioritas. Prabowo mengaku heran jika ada tokoh yang mempermasalahkan program food estate-nya.

Food estate adalah keharusan. Kalau ada tokoh nasional yang mempermasalahkan food estate itu antara dia tak paham atau tak mau paham. Ini gagasan sudah dari Bung Karno, bahkan Belanda. Masa depan kita sangat cerah,” tandas Prabowo kala itu.

Keniscayaan soal food astate inilah yang saat ini tengah digarap serius oleh pemilik Jhonlin Group, Andi Syamsuddin Arsyad atau biasa disapa Haji Isam.  

Dan tak lama lagi, gagasan pemerintah menjadikan Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, sebagai salah satu lumbung pangan di Indonesia, tampaknya akan menjadi kenyataan. 

Dalam berbagai kesempatan Haji Isam menyatakan tekadnya untuk menyukseskan proyek cetak sawah yang prestisius itu. 

“Dalam benak saya hanya terlintas, bagaimana gagasan Presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto bisa tercapai. Bagaimanapun caranya, agar satu juta hektare bisa terealisasi, dan berhasil dalam tiga tahun tanpa berpikir untung rugi,” ujar Haji Isam, Kamis (1/8/2024) lalu.

post-cover

Apa yang disampaikan Haji Isam bukan sekadar omon-omon.  Akhir Juli lalu (29/7/2024), 2.000 ekskavator yang dipesan Haji Isam dari produsen asal China Sany, secara betahap sandar di Distrik Ilwayab Wanam, Kabupaten Merauke dengan menggunakan tongkang Liana LXXIX. 

Alat berat ini akan digunakan untuk mendukung progam pemerintah dalam hal Ketahanan Pangan Nasional, percetakan sawah 1 juta hektare di Merauke. 

“Ini adalah tugas negara yang diberikan kepada saya,” kata Haji Isam saat memantau langsung kedatangan ekskavator tersebut. 

Jhonlin Group juga mulai membangun sejumlah infrastruktur seperti jalan dan pelabuhan, untuk mendukung kelancaran proyek yang diprediksi akan membuat Indonesia lepas dari ketergantungan impor pangan. 

Kedaulatan Pangan Harga Mati 

Berdasarkan catatan, pada periode akhir 2023 hingga awal 2024, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menetapkan penambahan beras impor sebanyak 3,6 juta ton. Namun, belakangan kuotanya terus ditambah hingga totalnya menjadi 5,17 juta ton.

Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa, mengingatkan agar pemerintahan mendatang lebih serius dalam mengatasi masalah pangan.

Sesuai dengan pernyataan Ir. Soekarno, Andreas mengaku setuju bahwa pangan merupakan persoalan hidup dan matinya bangsa. 

“Ini yang disampaikan beliau dan ini sangat betul. Ketika kita melupakan pangan, selesailah sudah,” kata Andreas dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk 'Kedaulatan Pangan di Indonesia (Beras, Kedelai dan Jagung)' di Jakarta, Kamis (15/8/2024).

Andreas mengatakan Indonesia pernah mengalami ketika krisis pangan, tepatnya di era Pemerintahan Soeharto. Dari data internasional pada tahun 1998, Presiden Soeharto mengimpor beras sebanyak 6,4 juta ton. 

“Bisa dibayangkan pemerintah yang begitu kuat, menguasai parlemen, 74 persen, jatuh hanya dalam tempo satu tahun. Sekali lagi, karena apa? Karena pangan,” ujar Andreas. 

Proyek Nasional bukan Swasta

Sementara itu Dansatgas Pangan BKO Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani menyebut, program cetak sawah 1 juta ha, bukan proyek swasta melainkan proyek nasional melalui Kementerian Pertahanan dan Kementerian Pertanian. Untuk melaksanakan pembangunan food estate) pemerintah menugaskan pihak swasta, dalam hal ini PT Jhonlin Group.   

“Ini adalah program nasional, proyek pemerintah. Karena dia proyek nasional, tentu tujuannya adalah untuk kesejahteraan masyarakat sendiri,” kata Rizal Ramdhani, saat sosialisasi kepada masyarakat di kampung Uli-Uli, Distrik Ilwayam, Merauke, Papua Selatan, Rabu (14/8/2024).

post-cover

Rizal menjelaskan, kehadiran swasta dalam hal ini PT Jhonlin Group milik pengusaha asal Kalimantan, untuk membantu negara menyukseskan program tersebut.

Negara, menurut Rizal, membutuhkan perusahan besar yang berpengalaman dan profesional, seperti Jhonlin Group, sehingga apa yang harapkan dari hadirnya proyek ini bisa tercapai. 

“Mereka perusahaan besar yang berpengalaman bekerja secara cepat dan profesional. Mereka juga didukung oleh fasilitas yang luar biasa,” ungkap Jenderal bintang dua itu.

Dia mengharapkan masyarakat mendungkung pemerintah untuk mewujudkan program nasional ini. Sehingga ke depan Merauke bisa menjadi lumbung pangan nasional. 

“Jika Merauke menjadi lumbung pangan, maka daerah lain akan membutuhkan daerah kita, karena sumber pangannya dari daerah kita. Kemudian yang utama kita tidak impor beras lagi,” tutup Rizal.

Jhonlin Group, di bawah kepemimpinan Haji Isam, telah dikenal luas sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Selain fokus pada bisnis, perusahaan ini juga berkontribusi pada pembangunan berbagai fasilitas umum, seperti masjid, sekolah, dan rumah sakit. Tidak hanya itu, Jhonlin Group juga aktif dalam kegiatan sosial lainnya, termasuk memberangkatkan ratusan masyarakat untuk melaksanakan ibadah umrah.