Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menegaskan pentingnya teknologi digital dalam membangun masa depan Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam Dialog Merajut Masa Depan Indonesia di Kura Kura Serangan, Denpasar, pada Minggu (10/12), ia menyebut teknologi sebagai alat pemberdayaan sekaligus penyatu masyarakat, khususnya komunitas marjinal.
“Teknologi digital dapat membantu mengurangi risiko konflik dan ketimpangan, sekaligus membuka peluang yang setara bagi semua, termasuk komunitas marjinal,” ujar Meutya dikutip dari Antara.
Transformasi Digital Berbasis Etika dan Kolaborasi
Pemerintah berkomitmen untuk menerapkan transformasi digital yang memberdayakan masyarakat dengan berlandaskan nilai-nilai etika, toleransi, dan kolaborasi. Meutya Hafid menggarisbawahi bahwa teknologi digital harus digunakan untuk menjawab berbagai tantangan global seperti kesenjangan digital, perubahan iklim, dan konflik lintas batas.
Sebagai contoh, teknologi kecerdasan artifisial (AI) telah digunakan oleh UNESCO dalam menganalisis pola konflik, mengambil keputusan berbasis data, serta mengembangkan Early Warning System untuk mencegah konflik di wilayah Afrika dan Asia Selatan.
“Kekuatan teknologi dapat membawa kemajuan besar bagi kehidupan manusia, tapi juga mampu membawa kehancuran dengan sangat cepat. Mari manfaatkan teknologi untuk kebaikan, menyatukan masyarakat, dan mendorong kemajuan,” tambah Meutya.
Tri Hita Karana: Harmoni Teknologi, Manusia, dan Alam
Dalam diskusi tersebut, Meutya mengingatkan pentingnya prinsip Tri Hita Karana – harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas – dalam memanfaatkan teknologi. Hal ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto di KTT APEC, yang menekankan penggunaan teknologi untuk kepentingan kemanusiaan.
Pernyataan Meutya juga didukung oleh Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Mari Elka Pangestu, yang menyoroti pentingnya pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga kebahagiaan masyarakat.
“Kemajuan sejati membawa manfaat bagi semua tanpa merusak lingkungan dan memberdayakan mereka yang rentan,” ujar Mari.
Komitmen Pembangunan Berkelanjutan
Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Menkomdigi Meutya Hafid turut menandatangani Nota Kesepahaman untuk Pemanfaatan Teknologi Digital dalam Pembangunan Berkelanjutan bersama Presiden Yayasan Upaya Indonesia Damai, Tantowi Yahya.
Diharapkan, transformasi digital yang diusung pemerintah tidak hanya mempercepat kemajuan ekonomi tetapi juga mendorong keberlanjutan lingkungan dan mempererat harmoni masyarakat Indonesia di tengah tantangan global.
“Mari manfaatkan momentum perubahan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik,” pungkas Meutya.