Market

Tembus Rp15 Ribu, BI Harus Mati-matian Stabilkan Rupiah

Ekonom mewanti-wanti Bank Indonesia untuk mengintervensi rupiah agar nilai tukarnya kembali stabil di bawah Rp15 ribu per dolar AS. Jika tidak, gejolak capital outflow akan menjadi ancaman serius yang justru bakal lebih sulit dikendalikan.

Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) pada Rabu (6/7/2022), nilai tukar rupiah bertengger di Rp15.015 per dolar AS. Jisdor adalah kurs referensi mata uang rupiah terhadap dolar AS yang disusun berdasarkan kurs transaksi valuta asing terhadap rupiah antarbank di pasar domestik. Ini terjadi melalui sistem monitoring transaksi valuta asing terhadap rupiah di BI secara real time.

“Saat rupiah sudah tembus 15 ribu, sebetulnya sudah melewati batas psikologis. Jika tidak dikendalikan justru akan menjadi lebih susah mengendalikannya. Biasanya, saat mendekati level psikologis 15 ribu, BI mati-matian menstabilkan supaya tidak tembus,” kata Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia kepada Inilah.com di Jakarta, Rabu (6/7/2022).

Dia menegaskan, nilai tukar itu bersifat tidak objektif. Kurs ini kadang-kadang bergerak mengikuti faktor subjektif dari reaksi pasar. “Jadi, ada batas dan poin-poin psikologis,” tuturnya.

Menurutnya, sentimen negatif di pasar keuangan akan selalu ada setiap kali bank sentral AS, The Fed menaikkan suku bunga acuannya. “Pasti ada reaksi pasar, entah itu bersifat jangka pendek atau rekasi lebih panjang jika dolar AS terlalu kuat,” timpal dia.

Rekasi jangka pendek, akan terlihat dari rupiah yang melemah hanya dalam beberapa hari dan akan kembali normal jika tekanan negatifnya tidak terlalu kuat. “Tapi, jika ternyata lebih fundamental, capital outflow akan terjadi terus menerus dan bisa menyebabkan pelemahan tidak terjadi sesaat,” papar dia.

Karena itu, setiap kali suku bunga The Fed, BI siap-siap untuk ‘perang’ dengan mengguyurkan dolar AS ke pasar supaya rupiah tidak mencapai level psikologis Rp15 ribu. “Setelah Rp15.000 sebagai titik psikologis tercapai, rupiah bisa melemah lebih jauh,” ucapnya seraya mewanti-wanti.

Sebab, dia mengingatkan, jangka lupa juga bahwa nilai tukar rupiah bersifat floating yang bergantung pada supply dan demand yang terpengaruh oleh persepsi pasar. “Jika persepsi pasar terganggu, khawatir, ini yang akan membuat aksi beli dolar AS lebih besar,” imbuhnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button