Kanal

Tentara Bayaran Wagner, Sepak Terjangnya Mengerikan

Kehadiran tentara bayaran menjadi kekuatan tambahan Rusia untuk menginvasi Ukraina. Tentara bayaran ini tergabung dalam sebuah organisasi bernama Wagner yang melakukan perekrutan anggota di luar wilayah Rusia. Bagaimana sepak terjang organisasi ini?

Kepala kelompok tentara bayaran Rusia ini Yevgeny Prigozhin mengatakan bahwa pasukannya telah mengambil kendali penuh atas bagian timur Kota Bakhmut, Ukraina, pada Rabu (8/3/2023). Jika klaim komandan Wagner ini benar maka berarti pasukan Rusia saat ini menguasai hampir separuh kota industri ini dalam kemenangan besar pertama selama delapan bulan terakhir.

Prigozhin mengatakan para pejuangnya yang telah mempelopori serangan Rusia di Bakhmut, kini telah merebut timur kota itu. “Segala sesuatu di sebelah Timur Sungai Bakhmut sepenuhnya berada di bawah kendali Wagner,” katanya di Telegram. Sungai yang membelah Bakhmut, terletak di tepi Provinsi Donetsk yang sebagian besar sudah berada di bawah pendudukan Rusia. Pusat kota berada di sisi Barat sungai.

Namun gara-gara klaim Prigozhin inilah, memicu keretakan hubungan Rusia dan Wagner Group. Saat itu alih-alih menyebut kesuksesan Wagner Group, Presiden Rusia Vladimir Putin justru memuji Kementerian Pertahanan Rusia atas keberhasilan di Soledar. Hal ini membuat Prigozhin tersinggung dan menuding Kremlin tak memberi penghargaan kepada pasukannya yang menang di medan perang.

Prigozhin dalam pesannya yang diunggah di Telegram mengatakan bahwa dia telah diblokir oleh Rusia karena banyak meminta tambahan amunisi untuk perang. “Untuk menghentikan permintaan amunisi, mereka (pemerintah Rusia) mematikan semua saluran telepon khusus di semua kantor dan unit (Wagner Group),” kata Prigozhin, menurut terjemahan dari The Moscow Times. Awal pekan lalu, bos Wagner juga mengatakan bahwa perwakilannya ditolak masuk ke markas militer Rusia di Ukraina.

Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO) sudah mewanti-wanti Kota Bakhmut di timur Ukraina mungkin akan jatuh ke tangan Rusia sepenuhnya dalam beberapa hari ke depan. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menuturkan pasukan Rusia terus mengerahkan lebih banyak personel ke Bakhmut meski semakin banyak pula prajurit yang gugur.

“Apa yang kita lihat adalah bahwa Rusia mengerahkan lebih banyak pasukan dan apa kekurangan mereka, mereka coba perbaiki itu dengan penambahan kuantitas,” ucap Stoltenberg kepada wartawan di Stockholm saat sela-sela pertemuan dengan para menteri pertahanan Uni Eropa.

Kerap jalankan misi rahasia

Perusahaan militer swasta Wagner sudah ada jauh sebelum perang di Ukraina pecah dan terdiri dari beberapa ribu tentara bayaran. Sebagian besar diyakini mantan tentara elite yang sangat terlatih.

Grup Wagner didirikan pada tahun 2014 untuk membantu Rusia mencaplok Krimea, tetapi sejak itu berkembang menjadi organisasi internasional yang beroperasi di sekitar 30 negara dan terkenal karena kebrutalannya. Kelompok itu diselimuti kerahasiaan sebelum kehadirannya di Ukraina.

Mereka kerap menjalankan misi rahasia untuk Rusia di negara-negara termasuk Republik Afrika Tengah, Libya, Mali dan Suriah. Di Afrika, Wagner memberikan dukungan dan keamanan untuk perusahaan pertambangan Rusia dan klien lainnya. Rusia telah dituduh menggunakan kelompok itu sebagai alat untuk menguasai sumber daya alam di Afrika, serta untuk mempengaruhi politik dan konflik di negara-negara asing termasuk Libya, Sudan, Mali, dan Madagaskar.

Dmitriy Valeryevich Utkin seorang veteran Perang Chechnya dilaporkan mendirikan grup tersebut. Utkin sempat menjabat sebagai letnan kolonel dan komandan brigade unit pasukan khusus Direktorat Intelijen Utama Rusia(GRU), Detasemen Spetsnaz Independen ke-700 dari Brigade Independen ke-2.

Setelah meninggalkan militer, ia mulai bekerja pada tahun 2013 untuk Moran Security Group, sebuah perusahaan swasta yang didirikan oleh veteran militer Rusia, yang terlibat dalam misi keamanan dan pelatihan di seluruh dunia, dan berspesialisasi dalam keamanan terhadap pembajakan.

Asal usul nama ‘Wagner’ tidak diketahui. Ada kabar bahwa nama grup itu berasal dari tanda panggilan Utkin sendiri yakni ‘Wagner’ yang berasal dari nama komposer Jerman Richard Wagner, yang konon dipilih Utkin karena kecintaannya pada Reich Ketiga (Wagner menjadi komposer favorit Adolf Hitler).

Terlibat aktif di perang Ukraina

Grup Wagner menjadi sorotan dunia karena perannya dalam perang di Ukraina. Ketika kerugian Rusia dalam perang Ukraina mulai meningkat, pemilik dan pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin yang juga oligarki terkait dengan Kremlin, mulai memperluas grup, merekrut tahanan dan warga sipil Rusia, serta orang asing.

Moskow awalnya menggunakan tentara bayaran untuk memperkuat pasukan garis depan tetapi sejak itu semakin mengandalkan mereka dalam pertempuran kritis, seperti yang terjadi di sekitar kota Bakhmut dan Soledar. Tentara pengejar dollar ini bersemangat berperang mengingat penghasilannya juga lumayan besar.

Semula mereka yang mau bergabung hanya diiming-iming US$3.000 hingga US$5.000. Akan tetapi seiring meningkatnya aktivitas perang Rusia vs Ukraina, bayaran anggota tentara Wagner disebu-sebut mencapai US$10.000 atau setara Rp154 juta lebih per bulannya.

Mengutip France24, invasi Rusia ke Ukraina sejak tahun lalu menandai gelombang besar tentara bayaran yang terlatih khusus. Menurut intelijen Ukraina, antara 2.000 dan 3.000 tentara yang dikontrak Wagner memasuki negara itu pada Januari 2022 – sekitar dua bulan sebelum Rusia melancarkan invasinya, pada 24 Februari 2022.

“Sebulan sebelumnya, pada bulan Desember, kami mulai melihat di saluran berbeda bahwa Grup Wagner merekrut lagi. Saat itu, tidak ada yang benar-benar tahu untuk apa perekrutan itu, tetapi kemudian invasi datang,” ujar Karen Philippa Larsen, seorang peneliti keamanan global di Danish Institute for International Studies Larsen.

Pada 27 Februari 2022, hanya empat hari setelah Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina , dinas intelijen Ukraina mengatakan bahwa mereka telah menemukan plot yang mengerikan. Sebuah unit operasi khusus, yang terdiri dari sekitar 400 tentara bayaran milik perusahaan militer swasta Rusia, Grup Wagner, telah dikerahkan ke Kiev untuk membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan kabinetnya.

Secara keseluruhan, 23 nama masuk dalam daftar sasaran, termasuk Wali Kota Kiev Vitali Klitschko. Pemerintah Ukraina untuk segera memberlakukan penguncian ketat selama 36 jam di mana pasukan Ukraina menyapu ibu kota untuk mencari agen Rusia.

“Tentara bayaran sangat berbahaya pada saat itu karena mereka diperlengkapi dengan sangat baik, terampil dan berpengalaman, dengan sebagian besar dari mereka telah diterbangkan dari misi kelompok lain di Suriah dan Mali dan sebagainya,” tambah Larsen, yang juga salah satu dari sedikit pakar akademis di dunia yang berdedikasi untuk mempelajari Grup Wagner.

Pendirian perusahaan militer swasta adalah ilegal menurut konstitusi Rusia, yang menyatakan bahwa tanggung jawab keamanan dan pertahanan semata-mata berada di tangan negara. KUHP Rusia melarang warga negara untuk melayani sebagai tentara bayaran, tetapi perusahaan yang dikelola negara diizinkan untuk memiliki pasukan keamanan bersenjata swasta. Celah semacam itu dalam hukum Rusia memungkinkan Grup Wagner beroperasi di zona abu-abu semi-legal.

Rusia bukan satu-satunya negara yang memiliki perusahaan militer swasta. Banyak negara lain, termasuk Amerika Serikat, Afrika Selatan, Irak, dan Kolombia, memiliki perusahaan militer swasta yang beroperasi di dalam dan di luar perbatasan mereka sendiri. Banyak kelompok semacam itu beroperasi dengan profil rendah.

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah membunyikan alarm tentang berapa banyak tentara bayaran dan perusahaan militer serta keamanan swasta yang terlibat dalam konflik bersenjata saat ini. Hal ini mengingat bisa jadi pasukan bayaran ini mengganggu stabilitas negara atau bahkan mencaplok negara-negara lemah atas pesanan pemilik uang.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button