Hangout

Terbaru dari Kasus Gagal Ginjal Akut: 190 Anak Meninggal Dunia

Sabtu, 05 Nov 2022 – 16:06 WIB

Kasus Gagal Ginjal Akut

Pemeriksaan terkait kasus gagal ginjal akut pada anak. (Foto: Inilah.com).

Kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) di Indonesia saat ini dilaporkan ada 323 kasus, dan 190 anak di antaranya meninggal dunia. Dari total kasus konfirmasi tersebut terjadi pengurangan dua kasus lantaran tidak ditemukan dugaan penyebabnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Juru bicara Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) dr.Mohammad Syahril pada saat melaporkan perkembangan kasus gagal ginjal akut di Indonesia. Pada laporan tersebut berbeda dengan yang disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sebelumnya, pada rapat bersama Komisi IX DPR yang mengatakan bahwa total kasus gagal ginjal mencapai 325 kasus, dan 179 di antaranya meninggal dunia per 1 November 2022. Menurut Syahrir, perubahan data itu terjadi karena dua pasien masih dalam tahap suspect probable.

“Untuk kemarin Menkes sebut 325 pada saat RDP DPR, kami sampaikan bahwa pencatatan dan pelaporan data ini sangat dinamis. Seperti terjadi pada hepatitis akut ada juga yang masih suspect probable ini dan perlu dikonfirmasi,” kata Syahril  melalui siaran langsung di kanal Youtube Kemenkes RI, Jakarta, Sabtu (05/11/2022).

Syahril menambahkan, dalam data Kemenkes RI total kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) saat ini ada 323 kasus yang tersebar di 28 provinsi. Masih menurutnya, data tersebut menunjukkan DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus paling banyak. Kemudian disusul oleh Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, hingga Sumatera Barat.

Karena itu, Kemenkes bersama Ikatan Dokter Anak Indinesia (IDAI), pihak rumah sakit, epidemolog, apoteker, hingga toksikolog melakukan investigasi. Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan beberapa penyebab gangguan Gagal Ginjal Akut (GGAPA), di antaranya infeksi, dehidrasi, perdarahan, penyakit lain, kongenital, dan intoksikasi.

Menurutnya, intoksikasi atau keracunan itu bisa disebabkan oleh makanan, minuman atau karena obat-obatan. Kemudian dari penelitian tersebut kata Syahrir, selanjutnya mengerucut kepada dua metode penelitian, yaitu pemeriksaan darah dan urine.

Hasilnya adalah ditemukan zat Etilen Glikol dan Dietilen Glikol (EG dan DEG) yang menyebabkan kerusakan ginjal, dan umumnya terdapat di dalam obat berjenis sirop.

“Kami lakukan pemeriksaan patogenik, apakah ada bakteri, virus atau parasit. Kita juga periksa darah dan urine pasien anak. Setelah kita lakukan pemeriksaan itu kita mengerucut itu ditemukan zat-zat yang selama ini kita bahas ramai, yakni etilen glikol dan dietilen glikol itu,” ujanya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button