Market

Terbitkan Global Bonds, Tutup Lubang Gali Lubang PGEO

Kondisi keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengkhawatirkan, sehingga harus menerbitkan global bonds untuk membayar utang (refinancing).

Chief Analyst Deu Calion Futures (DCFX), Lukman Leong menilai, tujuan refinancing perseroan dalam penerbitan surat utang akan menjadi sentimen negatif bagi perseroan.

“Karena bukan untuk pengembangan bisnis, maka langkah (penerbitan) obligasi untuk bayar utang tidak beda dengan gali lubang tutup lubang,” ujar Lukman, Jakarta, dikutip Kamis (25/5/2023).

Lukman turut mengomentari pemangkasan target global bonds PGEO dari US$600 juta-US$800 juta, menjadi hanya US$400 juta.

Menurutnya kekhawatiran akan gagal bayar yang terlalu besar disinyalir menjadi penyebab utama pemangkasan target tersebut. Peringkat atau rating BBB- dari Fitch Ratings menjadi salah satu faktor utama pemangkasan target surat utang luar negeri PGEO.

Dia menduga adanya sentimen kurang baik dari bisnis perseroan yang dinilai belum menjanjikan bagi investornya. “Saya lihat industri energi panas bumi juga masih banyak risiko dan susah profitable,” paparnya.

Bahkan, Lukman khawatir, perseroan tidak mampu menyiapkan dana US$600 juta untuk membayar utang sindikasi yang akan jatuh tempo pada Juni mendatang. “Susah (untuk melunasi), saya kira bisa menyebabkan gagal bayar untuk pinjaman yang awal,” imbuhnya.

Seperti diketahui, PGEO berencana menerbitkan surat utang berwawasan hijau alias green bonds di luar wilayah Indonesia sebesar US$400 juta, atau setara Rp6 triliun dengan kupon 5,15 persen per tahun yang jatuh tempo pada 2028.

Anak usaha Pertamina tersebut akan menggunakan dana hasil emisi obligasi untuk melunasi seluruh sisa utang jangka pendek sebesar US$600 juta yang akan jatuh tempo pada 23 Juni 2023.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button