Market

Tergusur Perusahaan Besar, Peternak Ayam Rakyat Tekor Rp3 Triliun

Hari-hari ini, peternak ayam mengalami apes. Harga ayam anjlok, sementara pakan mahal. Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN), menghitung, kerugian hampir Rp3 triliun per tahun.

Lantaran rugi terus, Ketua Umum KPUN, Alvino Antonio di Jakarta, Selasa (10/1/2023), mengatakan, jumlah peternak ayam khususnya mandiri, menurun signifikan. Sudah banyak yang gulung tikar.

Selanjutnya, Alvino membeberkan alur perhitungan rugi yang diderita peternak ayam mandiri. Dari tiap ayam hidup atau Liver Bird (LB), peternak harus menanggung rugi antara Rp2.000-Rp3.000 per kilgram (kg).

Asal tahu saja, total produksi ayam nasional day old chicken (DOC) mencapai 65 juta ekor setahun. Kontribusi dari peternak ayam mandiri sebesar 20 persen. Atau setara dengan 13 juta ekor.

Apabila diasumsikan berat tiap ekor ayam adalah 1,6 kg, maka totalnya menjadi 20.800 ton. Dikalikan dengan kerugian Rp3.000 per kg, ketemu Rp62,4 juta per pekan. Dalam setahun hampir Rp3 triliun.

Kata Alvino, harga ayam hidup sempat naik dalam 2 minggu. Namun terjun bebas saat liburan Natal. Terutama Jawa Tengah, harga LB anjlok hingga Rp15.000/kg.

Padahal, Jateng adalah sentra ayam ras pedaging. Harga itu di bawah Harga Pokok Produksi (HPP) sebesar Rp19.500-Rp20.000 per kg. “Beda dengan harga ayam di pasaran yang cenderung stabil. Sampai ke konsumen sekitar Rp33.000-Rp35.000 per kilogram,” ucapnya.

Anjloknya harga ayam hidup, kata Alvino, sejatinya sudah terjadi cukup lama. Banyak perusahaan integrator besar, menjual ayam hidupnya, bersamaan dengan peternak mandiri. Karena barang banjir, harga turun drastis.

Celakanya lagi, perusahaan integrator besar itu, tak segan-segan banting harga. Termasuk berani melanggar aturan harga yang telah ditetapkan Badan Pangan nasional (Bapanas). “Bahkan mereka menjual LB lebih murah hingga di bawah aturan Bapanas No 5/2022 yakni Rp21.000-Rp23.000 per kg,” ucapnya.

Pola-pola seperti ini, kata dia, tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Karena berdampak langsung kepada nasib peternak ayam rakyat (mandiri). Alhasi, anggota KPUN yang mayoritas adalah peternak rakyat, turun terus. Dari ratusan anggota kini tersisa puluhan saja.

“KPUN memang asosiasi baru. Awalnya, jumlah anggotanya ratusan. Kini tinggal sekitar 30-an saja. Karena rugi terus ya gulung tikar. Cari usaha lain,” tuturnya.

Sebelumnya, Gabungan Asosiasi Pengusaha Peternak Ayam Nasional (GOPAN) juga melaporkan hal yang sama. Bahwa, jumlah peternak ayam rakyat kian hari bukannya tumbuh, malah susut. Awalnya, anggota GOPAN sekitar 2,5 juta peternak, kini tinggal ratusan ribu.

Untuk menjamin kelangsungan peternak ayam rakyat, KPUN berharap adanya kenaikan harga ayam di kandang. Kedua, perusahaan integrator besar harus mematuhi harga sesuai Perbadan No 5 tahun 2022.

Perusahaan besar yang dimaksud adalah PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Japfa Comfeed Indonesia, PT Malindo Feedmill Tbk, PT Cheil Jedang Indonesia, PT New Hope Indonesia, PT Farmsco Feed, dan PT Gold Coin Indonesia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button