Harapan Novak Djokovic untuk meraih gelar Grand Slam ke-25-nya pupus di US Open 2024 setelah secara mengejutkan kalah dari petenis peringkat 28 dunia, Alexei Popyrin, pada putaran ketiga, Jumat waktu setempat atau Sabtu (31/8/2024) dini hari WIB. Djokovic, yang merupakan juara bertahan, harus mengakui keunggulan Popyrin dengan skor 4-6, 4-6, 6-2, 4-6.
Kekalahan ini menjadi yang paling dini bagi Djokovic di ajang US Open dalam 18 tahun terakhir, serta menjadi yang terburuk di turnamen Grand Slam sejak tersingkir di putaran kedua Australian Open pada 2017.
Meski berhasil memenangkan medali emas yang sangat didambakannya di Olimpiade Paris 2024, musim ini menjadi musim yang pahit bagi petenis asal Serbia tersebut, yang juga harus menjalani operasi lutut.
Djokovic terlihat tidak dalam performa terbaiknya sepanjang pertandingan, mencatatkan 14 double fault dan 49 unforced error yang berkontribusi besar pada kekalahannya.
“Ini merupakan pertandingan yang menyedihkan bagi saya,” ujar Djokovic, dikutip dari AFP.
Pertandingan ini menjadi penampilan berbeda dari pertemuan sebelumnya antara Djokovic dan Popyrin. Dalam tiga pertemuan sebelumnya, termasuk di Australian Open dan Wimbledon tahun ini, Djokovic selalu berhasil mengatasi perlawanan Popyrin. Namun kali ini, Popyrin tampil tanpa kenal rasa takut, mendominasi dua set pertama dengan permainan agresif dari baseline dan serve yang kuat.
Djokovic sempat bangkit di set ketiga, berhasil mendapatkan break dan mengontrol permainan, tetapi Popyrin menunjukkan ketenangan dan ketangguhan di set keempat.
Setelah menyelamatkan empat break point di gim kedua, Popyrin berhasil merebut keunggulan 3-2 dan terus menekan hingga akhirnya menutup pertandingan dengan kemenangan.
“Saya mampu memaksimalkan kesempatan saat memilikinya,” kata Popyrin, yang juga menyebutkan bahwa menaklukkan Djokovic merupakan pencapaian yang sukar dipercaya.
Kemenangan ini membawa Popyrin ke putaran keempat, di mana ia akan berhadapan dengan petenis Amerika Serikat, Frances Tiafoe.
Kekalahan ini juga menjadi peringatan bagi Djokovic, yang telah mendominasi tenis dunia selama lebih dari satu dekade, bahwa bahkan para pemain terbaik pun tidak kebal terhadap kejutan di turnamen Grand Slam. Meski musim ini belum berjalan sesuai harapannya, Djokovic tetap menjadi salah satu pemain paling tangguh dan berprestasi dalam sejarah tenis.
Di sisi lain, hasil ini menambah motivasi bagi Popyrin untuk terus melangkah lebih jauh di US Open 2024, membawa semangat baru dalam persaingan di turnamen ini.