News

Tiga Periode, Pendukung Lihat Jokowi Sangat ‘Suci’

Tiga periode, pendukung melihat Jokowi tanpa cela alias sangat ‘suci’. Angan-angan Jokowi terus memimpin makin menguat. Padahal, jika merujuk dari indikator penguatan demokrasi, pemberantasan korupsi, hingga penegakan Hak Asasi Manusia, Presiden Joko Widodo gagal. Dalam hal ini gagal membuktikan apa yang telah politisi PDI Perjuangan itu janjikan, saat berebut kursi orang nomor satu di republik ini.

“Itu mimpi orang-orang yang melihat jokowi tanpa cela. Coba lihat penguatan demokrasi, pemberantasan korupsi seperti yang dia janjikan sejak awal lebih baik tidak terbukti. Omnibus Law juga. Bahkan MK seluluruhnya,” kata Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus kepada Inilah.com, Senin (10/1/2022).

Lucius menyorori mimpi tiga periode Jokowi itu, menyusul dari hasil Survei Indikator Politik Indonesia. Tepatnya dukungan masyarakat terhadap hembusan wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi tiga periode yang terus naik.

Mimpi Tiga Periode Melawan Tatanan Demokrasi

Tiga periode melihat Jokowi sangat ‘suci’, itu bakal melawan tatanan sitem demokrasi. Adanya pembatasan tersebut mengacu pada moral dasar demokrasi bahwa kekuasaan tidak boleh berada di satu tangan, tetapi harus menyebar seluas mungkin. Bahkan pasal 7 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah mengatur masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden maksimal 2 periode.

“Demokrasi yang rasional meski tunduk pada pembatasan kekuasaan sesuai Undang-Undang Dasar. Sebaik apapun Jokowi, dia tidak bisa lepas dari cengkraman sistem,” ucap Lucius.

Versi Hasil Survei dan Penolakan Jokowi  Soal Tiga Periode

Walau jabatan tiga periode adalah mimpi menurut berbagai pihak. Tetapi seperti berita sebelumnya, survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan, dukungan masyarakat terhadap rencana perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi menjadi tiga periode terus naik.

Survei ini dilakukan terhadap seluruh masyarakat Indonesia yang memiliki hak pilih karena usianya sudah 17 tahun atau sudah menikah. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.

Total sampel 2.020 responden dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang yang tersebar proporsional di 34 provinsi. Selain itu, sudah melakukan penambahan sebanyak 800 responden di Jawa Timur.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, dari sampel tersebut, 20,8 persen menyatakan masih ingin memilih Jokowi sebagai presiden. Sebanyak 13,1 persennya memilih Prabowo Subianto. Sebanyak 8,9 persen memilih Ganjar Pranowo, 8,7 persen. Lau memilih Anies Baswedan, 1,9 persen Ridwan Kamil, 1,6 persen Agus Harimurti Yudhoyono, dan 1,3 persen Sandiaga Uno.

Dari sisi tingkat pemahaman terhadap isu masa jabatan Presiden Jokowi akan ditambah menjadi tiga periode, dia mengatakan, hasil survei pada Desember 2021 ini menunjukkan 52 persennya tidak tahu.

Meski demikian, Burhanuddin menekankan, ketika pertanyaan setuju atau tidaknya, 5,2 persen mengatakan sangat setuju, 33,3 persen mengatakan setuju, 25,9 persen kurang setuju, dan 30,9 persen tidak setuju sama sekali.

Sementara itu merujuk soal isu tiga periode jabatan Presiden, Jokowi secara terang-terangan membantah dan menyatakan tidak berminat menjadi presiden untuk ketiga kalinya. Jokowi menegaskan tetap berpegang pada konstitusi yang menyebutkan jabatan presiden paling lama dua periode.

“Bolak-balik ya sikap saya nggak berubah. Janganlah membuat kegaduhan baru,” ujar Jokowi dalam keterangan pers di Istana Merdeka, Senin (15/3/2021).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Willi Nafie

Jurnalis, setia melakukan perkara yang kecil untuk temukan hal yang besar
Back to top button