Arena

Timnas Denmark Rilis Jersey Baru Sambil Sindir Qatar soal HAM

Timnas Denmark merilis tiga jersey terbaru yang khusus dan penuh makna untuk Piala Dunia 2022 Qatar. Jersey yang dirilis jelang perhelatan even sepak bola terbesar 4 tahunan itu sebagai bentuk kritik terhadap tuan rumah, Qatar.

Apparel mitra resmi Denmark, Hummel mengungkapkan, jersey Denmark di Piala Dunia 2022 merupakan bentuk perlawanan atas kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Qatar. Diduga, ribuan orang meninggal selama pembangunan infrastruktur Piala Dunia 2022 di Qatar.

“Jersey kami ini mengandung pesan tersendiri. Kami tidak ingin terlihat selama turnamen (Piala Dunia 2022) yang sudah mengorbankan ribuan nyawa orang ini,” begitu pernyataan resmi Hummel, Kamis (29/9/2022).

Jersey ini juga jadi penegasan sikap Denmark di Piala Dunia 2022 nanti. Hummel mengaku, mereka tetap akan mendukung Tim Dinamit, tetapi tidak mendukung Qatar sebagai tuan rumah.”Kami selalu mendukung Timnas Denmark di ajang apa pun, tetapi itu berbeda dengan sikap kami atas Qatar. Kami tidak mendukung mereka sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022,” lanjut Hummel.

Jersey baru tersebut terbilang unik. Sebab secara kasat mata, kaus itu hanya terlihat polos dengan satu warna.

Namun, saat diperhatikan lebih detail, terdapat gradasi dari logo Timnas Denmark di dada. Selain itu, ada aksen garis-garis di bagian rusuk kanan dan kiri.

Adapun jersey Timnas Denmark itu terdiri dari tiga warna yakni merah, putih, dan hitam.

Kasus pelanggaran HAM yang menimpa para pekerja Piala Dunia 2022 terus menjadi sorotan. Sponsor pun mulai bergerak agar FIFA bisa bertanggung jawab dan meminta pihak penyelenggara untuk memenuhi hak para pekerja.

Human Rights Watch, Amnesty International, dan FairSquare, berulang kali meminta penyelenggara buat memenuhi kebutuhan pekerja di Piala Dunia 2022. Upaya mereka hingga kini belum membuahkan hasil positif.

Padahal, dari data ketiganya, ada 6.500 pekerja yang meninggal selama masa persiapan Piala Dunia 2022 dan keluarganya tak mendapatkan kompensasi. Pun, selama bekerja, para pekerja yang kebanyakan migran diperlakukan tak adil.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button