TimnasDay! Australia vs Indonesia, Ujian Perdana Kluivert Dimulai


Timnas Indonesia memasuki era baru di bawah asuhan Patrick Kluivert, tetapi teka-teki taktik yang akan diterapkan masih belum terungkap sepenuhnya. Bahkan, Pelatih Australia, Tony Popovic, mengaku buta terhadap strategi yang akan dimainkan oleh Garuda pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Sepak Bola Sydney, Kamis (20/3/2025) malam waktu setempat atau sore pukul 16.10 WIB.

“Kami harus bermain sabar. Jika mereka menekan, kami harus mengeksploitasi ruang yang ada di zona pertahanan mereka. Jika mereka bertahan dalam, kami harus mencari celah antarlini dan mencoba melakukan penetrasi di sekitar kotak penalti,” ujar Popovic.

Pernyataan itu menunjukkan bahwa Socceroos siap menghadapi berbagai skenario, tetapi ketidakpastian soal strategi Indonesia tetap menjadi tantangan tersendiri.

Taktik Kluivert Masih Rahasia, Indonesia Punya Senjata Baru

Berbeda dengan pendahulunya, Shin Tae-yong, yang sering menampilkan sesi latihan terbuka, Kluivert memilih pendekatan lebih tertutup. Latihan di Jakarta sebelum keberangkatan hanya fokus pada aspek fisik, sementara sesi latihan taktik baru benar-benar dimulai di Sydney, Rabu (19/3/2025).

Namun, jika merujuk pada kiprahnya bersama Adana Demirspor di Liga Turki 2022/2023, Kluivert cenderung menerapkan formasi 4-2-3-1 yang fleksibel menjadi 4-3-3. Pola ini sangat bergantung pada dua pivot di lini tengah yang menjaga keseimbangan dan mengatur transisi serangan.

Tak heran, Kluivert merekomendasikan naturalisasi Joey Pelupessy yang memiliki kemampuan sebagai deep-lying playmaker untuk menemani Thom Haye. Duet ini diharapkan mampu menyaingi dominasi lini tengah Australia.

“Saya tahu ada banyak pemain Indonesia yang bermain di Eropa. Itu berarti kualitas mereka tidak bisa dianggap remeh,” ujar Kluivert dalam wawancara.

Flank Jadi Senjata Utama, Kedalaman Skuad Indonesia Meningkat

Jika Australia tetap menggunakan formasi 3-4-2-1 dengan serangan dari kedua sisi, maka pertahanan sayap Garuda akan diuji habis-habisan. Namun, Indonesia kini punya kedalaman skuad yang lebih baik di posisi flank.

Di sisi kanan, Kevin Diks akan menjadi andalan utama, dengan Sandy Walsh dan Eliano Reijnders sebagai opsi pelapis. Sementara di sisi kiri, Calvin Verdonk berpotensi tampil sebagai starter, dengan Dean James menjadi alternatif.

Artboard 8 (1).jpg

Kecepatan dan akurasi umpan silang dari kedua sisi lapangan akan menjadi kunci bagi Garuda untuk menembus pertahanan Australia dan menciptakan peluang gol.

Serangan Lebih Klinis, Indonesia Harus Tajam di Depan Gawang

Salah satu kelemahan utama Timnas Indonesia di era Shin Tae-yong adalah efektivitas penyelesaian akhir. Dalam enam laga terakhir, Garuda hanya mencetak enam gol, dengan rata-rata butuh sembilan tembakan untuk satu gol.

Sementara itu, tim asuhan Kluivert di Liga Turki lebih klinis, hanya butuh tujuh tembakan untuk mencetak gol. Selain itu, Kluivert memberi kebebasan bagi pemainnya untuk melepas tembakan dari berbagai sudut, tidak hanya mengandalkan peluang di dalam kotak penalti.

Masuknya Ole Romeny ke dalam skuad menjadi harapan baru bagi lini depan Indonesia. Penyerang Oxford United ini diharapkan bisa memberikan dimensi baru dalam serangan Indonesia dan menjadi finisher yang lebih efektif.

Ekspektasi tinggi terhadap Patrick Kluivert kini berada di titik tertinggi. Setelah perjalanan panjang, Indonesia tak lagi sekadar menjadi pelengkap di kualifikasi Piala Dunia, tetapi tim yang bisa mengganggu dominasi lawan.