Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengunjungi proyek cetak sawah food estate di Distrik Wanam, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Kamis, 27 Februari 2025.
Ia menyebutkan proyek food estate di Merauke terus dipercepat oleh pemerintah dengan berbagai bantuan subsidi pertanian.
Dalam kunjungan tersebut, turut hadir sejumlah menteri dan jajaran dalam kabinet Presiden Prabowo, di antaranya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Menteri Pertahanan Letnan Jenderal (Purn) Syafrie Syamsuddin, Wakil Kepala Staf TNI AD Letnan Jenderal Tandyo Budi, serta Kepala Staf Umum TNI Letnan Jenderal Richard T.H. Tampubolon.
Amran menjelaskan pada awal 2025, pemerintah menargetkan cetak sawah baru seluas 100 ribu hektare serta optimasi lahan seluas 300 ribu hektare secara nasional.
Dari potensi 1,2 juta hektare lahan pertanian di Merauke, pemerintah telah mengoptimalkan 40 ribu hektare. Optimasi lahan ini diklaim mampu meningkatkan indeks tanam menjadi 2-3 kali setahun, dengan produktivitas rata-rata naik menjadi 6-7 ton per hektare.
“Alat dan mesin pertanian dalam jumlah yang besar secara bertahap (akan membantu petani) mengelola lahan di sini, juga bantuan benih unggul, pupuk subsidi, serta BBM bersubsidi pertanian,” ujar Amran dalam keterangan resmi Kementan, Jakarta, Jumat (28/2/2025).
Amran menilai proyek food estate akan membuka peluang ekonomi bagi warga setempat melalui program brigade pangan.
Ia mengungkapkan bahwa banyak anak muda Papua kini memperoleh penghasilan hingga Rp20 juta per bulan melalui program ini. Menurutnya, hal ini membuat sektor pertanian semakin menarik bagi generasi muda di Papua Selatan.
“Ke depan, Wanam akan kami siapkan menjadi salah satu lumbung pangan terbesar, bukan hanya untuk Indonesia tetapi juga dunia. Dengan modernisasi pertanian dan tata kelola irigasi yang baik, lahan ini akan semakin produktif dan menyejahterakan masyarakat,” ujar Amran Sulaiman.
Amran memastikan dengan kehadiran Menkeu Sri Mulyani, dukungan anggaran negara untuk cetak sawah dan irigasi menjadi faktor kunci dalam percepatan proyek ini.
Ia menyebutkan lahan yang telah diolah kini mampu menghasilkan panen dua kali setahun. Selanjutnya, ia akan mengejar progres cetak sawah yang lebih luas.
“Kami akan percepat agar Indonesia tidak lagi bergantung pada impor pangan. Lahan ini adalah masa depan pangan Indonesia, bahkan dunia,” ujar mentan.