Tinjau Sungai Ciliwung, RK Ingin Hidupkan Lagi Waterway Peninggalan Sutiyoso


Calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK) mengaku sedang mengkaji lebih lanjut mengenai program transportasi air di sungai.

Hal itu ia sampikan usai menyisir kawasan Sungai Ciliwung, Condet, Jakarta Timur, Kamis (3/10/2024). RK mengaku tengah menyurvei lebih lanjut, apakah program itu realistis atau tidak.

“Kita lagi survei, realistis tidaknya. Ketika itu realistis dan memungkinkan, transportasi sungai itu bukan hal baru di seluruh dunia juga sudah ada kan. Tapi bisa menjadi alternatif, memang sudah pernah dicanangkan sejak dulu ya, sekitar mungkin 20 tahun lalu, kira-kira begitu,” kata RK dalam keterangan tertulis, diterima di Jakarta, Kamis (3/10/2024).

Mantan gubernur Jawa Barat itu mengatakan tak menutup kemungkinan memadukan ide-ide milik yakni normalisasi dan naturalisasi sungai, serta konsep waterway. Ia memastikan saat eksekusi akan mengedepankan konsep ramah lingkungan.

“Gini, tidak bisa satu resep mungkin untuk semua. Kan tadi saya bilang, realistis juga idealis. Idealnya lebih banyak alami itu lebih bagus. Tapi ketika alami betul-betul tidak memungkinkan, nanti kita cari secara engineering yang tetap ramah lingkungan, tapi dengan cara-cara baru seperti itu. Kuncinya yang penting hasil akhirnya. Tidak perlu terlalu diperdebatkan metodenya,” tuturnya.

RK meyakini, program ini dapat benar-benar terealisasi. Menurutnya, teknologi yang ada di zaman ini memungkinkan untuk menerapkan transportasi di atas sungai.

“Doakan ini inovasi yang akan sangat luar biasa saya yakin dengan teknologi yang ada kita bisa hadirkan solusi-solusi ini,” ujar RK.

Diketahui, pada 6 Juni 2007, Sutiyoso yang menjabat sebagai Gubernur Jakarta meresmikan sistem transportasi air untuk pertama kalinya. Program yang dikenal dengan nama waterway ini menghubungkan Dermaga Halimun dan Dermaga Karet di Jakarta Selatan.

Pada saat persemian, panjang jalur yang dioperasikan adalah 1,7 kilometer dari total panjang 3,6 kilometer dengan rute Manggarai-Karet.

Program waterway tersebut menggunakan kapal penumpang dari Dinas Perhubungan (Dishub) DKI, yang mampu mengangkut antara 25 sampai 28 penumpang.

Sayangnya, program waterway ini sudah tidak beroperasi selama bertahun-tahun, meninggalkan fasilitas penunjang yang terabaikan.