Tio Nugroho Sentil Komdis PSSI: Sanksi Uang tak Efektif Hentikan Kerusuhan


Presenter sekaligus komentator sepak bola, Tio Nugroho, melontarkan kritik tajam terhadap Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, yang dinilainya terlalu bergantung pada sanksi denda dalam menangani kerusuhan suporter. Menurutnya, pendekatan ini tidak efektif dan tidak memberikan efek jera.

Pernyataan tersebut disampaikan Tio dalam program Arena Talk yang tayang di kanal YouTube Inilah.com, dikutip Senin (3/2/2025). Ia menilai PSSI seharusnya lebih proaktif dalam merangkul suporter, bukan hanya sekadar menghukum klub dengan denda.

“Karena memang pemicunya bisa sesederhana satu orang teriak, ‘serbu’. Kalau satu orang bilang serbu, ya semua ikut serbu,” ujar Tio.

Kritik Sanksi Komdis PSSI

Komentar ini muncul di tengah polemik kerusuhan suporter Persija Jakarta saat menghadapi Persib Bandung di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, pada 16 Februari 2025.

Atas insiden tersebut, Komdis PSSI menjatuhkan sanksi kepada Macan Kemayoran, berupa larangan menggelar empat laga kandang dengan penonton serta denda Rp220 juta.

Bagi Tio, sanksi uang seperti ini tidak efektif. Ia menilai PSSI perlu meniru sistem di negara-negara lain yang lebih serius dalam membina hubungan dengan suporter.

“Kalau di luar negeri, seperti di Italia, teman-teman saya yang Romanisti (pendukung AS Roma) dirangkul oleh klubnya. Harga tiket mereka bisa setengah harga, dan mereka jadi lebih tertib,” ungkapnya.

Dorongan untuk PSSI Bertindak Tegas

Tio mendesak PSSI dan Komdis untuk mengambil langkah yang lebih tegas dalam menangani kerusuhan suporter. 

Ia mengusulkan agar klub yang suporternya berbuat onar dikenai sanksi larangan menjadi tuan rumah selama satu musim, bukan hanya denda yang dianggapnya tidak memberikan efek jera.

“PSSI dan Komdis harus berani. Kalau ada kerusuhan, suporter yang bikin onar, klubnya kena hukuman lebih tegas. Jangan cuma denda. Di Indonesia, kalau cuma sanksi uang, percuma. Semua klub punya duit, tapi enggak ada efek jera,” tegasnya.

Menurutnya, PSSI kurang disiplin dalam menerapkan aturan ketat, sehingga insiden kerusuhan masih terus berulang.

“Kalau suporter bikin masalah, timnya yang kena sanksi. Misalnya, tidak boleh main kandang selama beberapa pertandingan, setengah musim, atau bahkan satu musim. Jangan uang. Itu enggak memberikan efek jera,” tutupnya.