Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkapkan wilayah utara Indonesia Timur rentan terhadap ancaman penyelundupan senjata.
“(Wilayah) timur yang paling penting sebenarnya masalah Papua itu ya. Itu kami utamakan, jangan sampai ada masuknya selundupan senjata ke Papua. Itu yang kami perketat sekarang, dari laut terutama,” kata Laksamana Ali saat ditemui pada sela-sela kegiatannya di Wisma Elang Laut, Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Dia mengatakan, beberapa kasus penyelundupan senjata lintas negara pernah terjadi di Indonesia. Sebagian besar, senjata-senjata ilegal itu didatangkan dari Filipina.
Dia menyebut dalam salah satu kasus, TNI AL berhasil menggagalkan penyelundupan senjata yang masuk dari luar negeri ke Nabire, Papua Tengah. Senjata-senjata ringan, tutur dia, jenis senjata yang rawan diselundupkan.
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata menjelaskan, penyelundupan senjata itu sering kali menggunakan modus operandi loncat katak atau jual beli dengan sistem terputus.
“Munculnya, itu misalnya ada di Selat Malaka, dia kirim ke Batam, loncat ke mana. Itu modus, karena kalau misalnya langsung bisa ketahuan. Nah, kalau misalnya loncat katak itu bisa dipecah, dipecah dengan jumlah senjatanya atau amunisinya,” tuturnya.
Atas fakta ini, wilayah utara Indonesia Timur menjadi fokus Latihan Armada Jaya 2024. Latihan ini digelar pada 5-15 Agustus 2024 secara serentak di markas-markas TNI AL.
Beberapa operasi militer yang direncanakan dalam Latihan Armada Jaya Ke-42 mencakup operasi laut gabungan, operasi amfibi, operasi pendaratan administrasi, dan operasi pertahanan pantai.