News

Tolak Pemakaman Abe, Pria Paruh Baya di Jepang Lakukan Aksi Bakar Diri

Seorang pria di Jepang melakukan aksi bakar diri di dekat kantor perdana menteri (PM) pada Rabu (21/9). Aksi ini sebagai bentuk protes atas keputusan pemerintah yang mengadakan proses pemakaman kenegaraan terhadap mantan PM Jepang, Shinzo Abe.

“Pria itu dibawa ke rumah sakit karena menderita luka bakar di sekujur tubuhnya, sementara seorang petugas polisi yang berusaha memadamkan api juga terluka,” tulis Reuters.

Sebagai informasi, Shinzo Abe tewas akibat ditembak oleh seorang bernama Tetsuya Yamagami saat dia tengah berpidato di Kota Nara beberapa waktu lalu.

Menurut laporan, pria yang melakukan aksi bakar diri ini mengatakan kepada polisi jika dia melakukan aksi ini sebagai bentuk protes.

“Pria itu, berusia 70-an, tidak sadarkan diri ketika pertama kali ditemukan tetapi kemudian mengatakan kepada polisi bahwa dia sengaja menyiram dirinya dengan minyak,” tambahnya mengutip sumber lokal.

“Sebuah surat tentang pemakaman kenegaraan Abe dan kata-kata ‘Saya sangat menentangnya,” ditemukan di dekatnya,” jelas media itu lagi.

Pihak kepolisian setempat masih enggan mengkonfirmasi insiden ini yang kebetulan bertepatan dengan hari ulang tahun Abe ke-68. Insiden ini justru terkonfirmasi dari Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno yang mengaku sudah mendapatkan laporan dari kepolisian.

“Saya telah mendengar bahwa polisi menemukan seorang pria yang menderita luka bakar di dekat kantor-kantor pemerintah, dan saya mengetahui bahwa polisi sedang menyelidikinya,” ujarnya.

Shinzo Abe sendiri adalah PM terlama di Jepang. Dia mundur pada 2020 karena alasan kesehatan yang mulai memburuk.

Sebagai informasi, Jepang akan menggelar pemakaman kenegaraan bagi Abe pada 27 September nanti. Setidaknya ada sekitar 6000 orang dari Jepang dan luar negeri yang akan hadir dalam pemakaman tersebut.

Penolakan pemakaman kenegaraan bagi Abe sudah mulai berkembang besar di Jepang. Hal ini muncul setelah terungkapnya hubungan Partai Demokrat Liberal (LDP) dengan Gereja Unifikasi yang kontroversial. Abe sendiri merupakan anggota dari LDP.

Pelaku penembakan Abe mengaku melakukan aksi ini karena gereja yang memiliki hubungan dengan Abe membuat ibunya bangkrut dan dia merasa mantan PM itu mendukungnya.

Gereja Unifikasi sendiri berdiri di Korea Selatan (Korsel) pada 1950. Ini juga berkembang menjadi masalah besar bagi PM saat ini Fumio Kishida, yang juga berasal dari LDP.

Survei LDP awal bulan ini mengatakan hampir setengah dari 379 anggota parlemen partai memiliki beberapa bentuk interaksi dengan gereja. Sejumlah jajak pendapat menunjukkan mayoritas orang Jepang menentang upacara pemakaman Abe dan membuat dukungan ke Kishida anjlok.

Pemakaman Abe sendiri akan menelan biaya US$ 12 juta (sekitar Rp180 triliun), termasuk keamanan dan resepsi. Pada tahun 2014, dua pria membakar diri dalam insiden terpisah sebagai protes atas peralihan Jepang dari pasifisme pascaperang di bawah pemerintahan Abe. Dua dari pelaku aksi bakar diri itu meninggal dunia setelah kejadian.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button