Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi meledaknya tungku smelter nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali yang menewaskan 16 pekerja.
Dia menilai, banyak perusahaan yang hanya memikirkan keutungan namun menafikan soal keselamatan kerja. “Kecelakaan kerja itu bisa terjadi karena memang di luar kendali atau itu karena tidak ada antisipasi untuk keselamatan, karena itu menurut saya harus ada investigasi yang lengkap,” ujar Anies, di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (26/12/2023).
Anies menjelaskan, tragedi smelter milik ITSS di Morowali itu, terjadi karena perencanaan yang meleset. Seolah menafikan hitungan faktor risiko. Maka perusahaan harus bertanggung jawab, mendapatkan hukuman yang setara.
“Karena keselamatan kerja itu nomor satu. Jadi ini kalau saya sebut, namanya gejala. Penyakit utamanya adalah belum memprioritaskan keselamatan. Apalagi aktivitas-aktivitas di dalam tambang adalah aktivitas yang tidak selalu bisa dimonitor oleh orang luar. Dan, mereka yang bekerja jarang pergi ke luar. Karena itu monitoringnya menjadi sangat kurang,” kata Anies.
Menurut dia, mesti ada ketegasan untuk semua proyek yang menyangkut pertambangan harus memprioritaskan tenaga kerja Indonesia. “Jadi jangan justru malah menjadi tempat bekerjanya tenaga asing,” ujarnya.
Lebih lanjut, Anies menyampaikan perlu ada pengauditan keselamatan kerja, jaminan kerja, serta memastikan benefit yang diberikan diterima dengan adil. “Yang kedua yang tidak kalah penting, audit tenaga kerja asing yang ada di sana dan memastikan tidak boleh ada yang ilegal yang berada di situ,” jelasnya.
“Yang menyakitkan adalah begini, orangnya keterampilannya sama tugasnya sama, tapi yang asing dibayar lebih mahal dibanding Indonesia. Ini menurut saya tidak fair, dan ini yang harus diubah, jangan sampai kita menjadi tamu di tanah kita sendiri, kita harus bisa menjadi tuan rumah di tanah kita sendiri,” tambahnya.
Sebelumnya, pihak kepolisian setempat turun tangan guna menyelidiki insiden ledakan tungku smelter milik PT ITSS di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
“Personel Polsek Bahodopi datang ke tempat kejadian perkara guna mengetahui situasi dan kondisi pascaledakan terjadi,” kata Humas Polres Morowali Ipda Abdul Hamid saat dihubungi, Minggu (24/12/2023).
Peristiwa itu terjadi pada Minggu (24/12/2023) sekitar pukul 05:30 Wita, ketika karyawan sedang melakukan perbaikan dan pemasangan pelat pada bagian tungku. Tiba-tiba terjadi ledakan yang membuat sejumlah tabung oksigen ikut meledak. Selanjutnya terjadilah kebakaran cepat dan hebat yang membuat pekerja mengalami luka bakar yang cukup parah.
“Hasil investigasi awal, penyebab ledakan diperkirakan karena bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan. Saat proses perbaikan tersebut, terjadi ledakan,” ujar Dedy.
Informasi terakhir, total sudah ada 16 pekerja tewas akibat ledakan tungku smelter di PT ITSS pada Minggu (24/12) sekitar pukul 05.30 Wita. Ledakan terjadi tepatnya di lantai dua dan lantai tiga kawasan smelter PT ITSS.
Ke-16 pekerja yang tewas, terdiri dari 6 tenaga kerja asing (TKA) asal China dan 10 pekerja asal Indonesia. Selain itu, ada pekerja yang mengalami luka ringan hingga berat akibat ledakan tungku tersebut.
Leave a Reply
Lihat Komentar