Tragedi Smelter PT ITSS di Morowali

Tragedi smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Stell (ITSS) di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pada Minggu (24/12/2023) yang menewaskan 16 pekerja, menjadi fenomena gunung es jika terus dibiarkan.

“Ini bukan kejadian pertama, tetapi sudah berulang. Dan, fenomena yang sama terjadi di banyak kawasan industri nikel di Indonesia,” tutur Melky Nahar, Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Selasa (26/12/2023).

Selanjutnya Melky membuka catatan Trends Asia, selama 2015-2022, terdapat 53 orang tewas karena kecelakaan kerja di sana. Sebanyak 75 persen korban adalah tenaga kerja lokal dan sisanya, tenaga kerja China. Jumlah ini, bisa jadi jauh lebih tinggi, namun perusahaan cenderung menutupi kecelakaan kerja yang terjadi, sehingga menyulitkan pengumpulan informasi.

“Para karyawan ketakutan memberikan informasi kecelakaan, karena konsekwensinya mereka akan mendapatkan surat peringatan atau bahkan langsung dipecat,” tutur M Taufik, dinamisator Jatam Sulawesi Tengah.

Larangan Beribadah

Jatam juga memiliki catatan buruk terkait operasional PT ITSS, pada 21 Mei 2017, melarang karyawan melakukan Salat Jumat dengan dalih kalau karyawan pergi bersamaan, bagaimana pekerjaan di tempat itu.

Masalah ini, sempat viral di Facebook Muslimina, antara karyawan dan bos ITSS. Setelah berdebat panjang, manajemen akhirnya memberikan izin untuk Salat Jumat. Tapi secara bergantian. Keputusan ini, tidak diterima karyawan. Pihak perusahaan pun menanggapi dengan memberikan surat peringatan 3 (SP 3), karena menolak keputusan perusahaan.

Selain persoalan ini, kata dia, ITSS diduga banyak menyelundupkan karyawan ilegal asal Cina melalui jalur ilegal. Kesenjangan perlakuan antara karyawan Cina dan Indonesia terjadi di perusahaan ini. Banyak kejadian, pekerja asal Indonesia diberi makanan yang sudah tak layak konsumsi. Selain itu, gaji karyawan Cina juga tiga sampai empat kali lebih besar dari karyawan Indonesia.

Persoalan-persoalan keselamatan kerja yang buruk ini tak hanya monopoli IMIP, namun juga buruk di pusat-pusat smelter nikel di Indonesia. Dari GNI, VDNI, dan OSS, IWIP, hingga smelter-smelter di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Pada Natal 2022, terjadi ledakan yang menimbulkan kebakaran hebat di smelter PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), Morowali Utara. Di mana, seleb TikTok, Nirwana Selle serta operator alat berat, I Made Defri Hari Jonathan menjadi korban. Keduanya meninggal karena terbakar.

Tepatnya pada 14 Januari 2023, pecah aksi mogok dari pekerja GNI lantaran protes perlakuan tak adil perusahaan terhadap para korban tragedi GNI itu. Aksi mogok itu menimbulkan konflik, antara pekerja lokal dengan TKA asal Cina yang menimbulkan 3 korban jiwa.

Divisi Riset Jatam, Imam Shofwan mengatakan, hasil hasil investigasi terkait peristiwa mogok berdarah itu, tak pernah disampaikan ke publik. “Beberapa hari setelah kejadian, pihak kepolisian mengumumkan situasi sudah kondusif, GNI beroperasi seperti semula. Namun hingga hari ini tak ada laporan siapa nama korban dari peristiwa tersebut,” tutur Imam.

Kala itu, lanjut Imam, Jatam menuntut penghentian operasi GNI. selanjutnya dilakukan evaluasi menyeluruh terkait aktivitas GNI. Sayangnya, desakan itu tak didengarkan oleh aparat maupun pemerintah.

Hilirisasi nikel yang menjadi program andalan Presiden Jokowi, kata Imam, memakan banyak korban. Tak hanya nyawa, namun juga kemiskinan di sekitar smelter nikel. Misalnya, smelter nikel IMIP di Morowali, menyebabkan wilayah tangkap ikan nelayan di Kurisa, Fatufia, menghilang.

“Hal ini disebabkan oleh laut yang dibuangi limbah PLTU IMIP 24 jam tiap hari dan tujuh hari tiap minggu non stop, sejak PLTU beroperasi di sana tahun 2015.” tutur Imam.

Selain itu, kata dia, lahan pertanian warga Bahomakmur tidak lagi produktif sejak smelterisasi nikel berlangsung di dekat desa mereka. Tanaman padi yang baru ditanam langsung mati, jika terkena air kuning dari tambang nikel. Sepuluh tahun terakhir kita tak lagi bisa tanam padi,” kata Sabar, warga Baho Makmur, Morowali, Sulteng. 
 

Sumber: Inilah.com