Hangout

Travis Scott Jadi Korban, YouTube dan Soundcloud Hapus Album Palsu yang Dibuat dengan AI

Pihak YouTube dan Soundcloud telah menghapus sebuah video album milik penyanyi rap Amerika Jacques Bermon Webster II, yang lebih dikenal sebagai Travis Scott. Tindakan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk melawan penggunaan kecerdasan buatan generatif atau artificial intelligence (AI) dalam industri hiburan.

Album palsu tersebut berisi 16 lagu dengan judul “UTOP-AI” dan merupakan proyek gagasan dari server Discord AI Hub. Hingga saat ini, server tersebut telah memiliki lebih dari 36.000 anggota pembuat musik yang menggunakan AI.

Moderator AI Hub bernama Qo mengatakan bahwa proyek ini awalnya hanya sebagai lelucon antara dirinya dan beberapa pengelola server yang bernama Rec, seperti dilansir dari Business Insider pada hari Jumat.

Qo menghabiskan waktu selama satu minggu untuk menyelesaikan album tersebut beserta visual pendukungnya. Album “UTOP-AI” tidak hanya menampilkan karakter suara Travis Scott, tetapi juga menghadirkan beberapa nama terkenal lainnya seperti Drake, Baby Keem, dan Playboi Carti.

Album “UTOP-AI” sempat tersedia di YouTube dan SoundCloud selama satu minggu terakhir. Warner Music Group, perusahaan musik yang memiliki hak cipta, telah memperhatikan adanya pelanggaran hak cipta. Album ini baru berhasil dihapus beberapa jam setelah diunggah, setelah mendapatkan sekitar 17.000 kali pemutaran di YouTube dan sekitar 150.000 pemutaran di SoundCloud.

Selain memiliki puluhan ribu anggota, server Discord AI Hub juga memiliki beberapa saluran dengan perangkat pendukung untuk menerapkan berbagai model suara berdasarkan karakter musisi seperti Don Toliver dan Frank Ocean dalam genre rap, serta Alicia Keys dalam genre soul R&B.

Dalam beberapa bulan terakhir, musik yang dihasilkan oleh AI telah menimbulkan kekhawatiran terkait pelanggaran hak cipta dan royalti. Beberapa label rekaman utama juga telah memberikan peringatan atas keberadaan musik AI.

Dapat dimengerti bahwa label rekaman besar melindungi materi dengan hak cipta yang dimilikinya, dan mereka memberikan tekanan besar kepada layanan streaming seperti Spotify untuk memantau konten yang diunggah ke platform tersebut.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button