Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut presiden boleh kampanye dan memihak dalam Pemilu 2024 menuai kontroversi bahkan menimbulkan banyak sentimen negatif di media sosial. Berdasarkan laporan terbaru Cakradata yang dihimpun dari 23-26 Januari, ada 72 persen sentimen negatif dari 60.097 total percakapan di media sosial mengenai pernyataan Jokowi tersebut.
Sentimen negatif ini disebabkan oleh banyaknya unggahan warganet yang berpendapat bahwa “Jokowi sudah terang-terangan ikut andil dalam Pilpres 2024”. Distribusi percakapan terbesar terjadi pada 25 Januari 2024. Salah satunya dari unggahan terpopuler berasal dari akun TikTok @mahrus4l1.
Secara umum respons emosional mayoritas mencerminkan kekecewaan terhadap Presiden Jokowi. Keywords yang mencerminkan respons emosional adalah “kecewa”, “muak”, “emosi” dan ”kekesalan”.
Kata “salah” dan “penyalahgunaan” menjadi kata dominan yang mengambarkan persepsi bahwa tindakan atau pernyataan Jokowi dianggap salah dan tidak adil oleh mayoritas warganet.
Kemudian, kata-kata seperti “bohong”, ”curang”, dan “palsu” menunjukkan adanya persepsi dan kekhawatiran warganet tentang Pemilu 2024 yang tidak jujur dan tidak adil terkait dengan dugaan keberpihakan presiden.
Selain isu presiden boleh kampanye, terdapat juga polemik wacana pemakzulan Presiden Jokowi dan salam dua jari yang diduga dilakukan Ibu Negara Iriana Joko Widodo yang banyak dibicarakan pada periode 26 Januari 2024. Dengan akumulasi, isu pemakzulan 2.500 mention dan salam dua jari Iriana Joko Widodo 3.500 mention.
Dari tiga tren ini, pernyataan bahwa presiden boleh berkampanye menjadi isu terpopuler atau yang paling banyak di-mention di dunia maya dibandingkan dengan isu-isu lainnya.
Diketahui, metode pengumpulan data diambil melalui Facebook, X (Twitter), Instagram, YouTube, TikTok, berita online, blogs, dan forum.
Leave a Reply
Lihat Komentar