Di bawah pemerintahan Donald Trump nanti, nasib industri otomotif, khususnya kendaraan listrik alias EV di AS diprediksi akan berada dalam periode ketidakpastian. (Foto: InsideEVs)
Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden AS setelah mengalahkan rivalnya Kamala Harris. Nasib industri otomotif, khususnya kendaraan listrik alias EV di Negeri Paman Sam itu diprediksi akan berada dalam periode ketidakpastian.
Diketahui, para petinggi Partai Republik yang mengusung Trump sebagian besar mengutuk kendaraan listrik. Mereka menyebut kendaraan listrik terlalu dipaksakan untuk konsumen.
Trump pun telah berjanji untuk mencabut atau menghilangkan banyak standar emisi kendaraan di bawah Badan Perlindungan Lingkungan serta insentif untuk mempromosikan produksi dan adopsi kendaraan listrik peninggalan pemerintahan Biden, seperti Undang-Undang Pengurangan Inflasi alias Inflation Reduction Act (IRA).
Banyak investasi dalam hal produksi kendaraan listrik di bawah undang-undang IRA. Orang dalam industri otomotif dan pejabat lainnya mengatakan akan sulit bagi Trump untuk benar-benar memusnahkan IRA. Namun, Trump bisa saja menghentikan dana atau membatasi subsidi kendaraan listrik melalui perintah eksekutif atau tindakan kebijakan lainnya.
“Setiap kali ada perubahan pemerintahan, itu adalah waktu yang menarik bagi industri karena kita harus melalui kebijakan dan peraturan baru dan harus memberi tahu orang-orang baru tentang siapa kita dan apa yang kita lakukan,” kata Wakil Presiden Grup dan Manajer Umum Toyota Amerika Utara David Christ, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (7/12/2024)
“Pemerintahan terkadang berubah setiap empat tahun, jadi kami tidak benar-benar melakukan banyak modifikasi strategi,” lanjut dia.
Beberapa analis Wall Street berspekulasi produsen mobil, khususnya perusahaan Detroit seperti General Motors dan Ford Motor, akan menjadi pemenang terbesar di masa jabatan Trump.
“Kami melihat F (Ford) dan GM sebagai penerima manfaat utama dari pemerintahan Trump,” kata analis BofA Securities John Murphy.
“Rezim lingkungan saat ini akan menekan bisnis inti dari [produsen mobil] lama untuk melakukan dekarbonisasi pada akhir dekade ini sambil beralih dengan cepat ke portofolio EV,” imbuhnya.
Toyota juga bisa diuntungkan jika regulasi kendaraan listrik dikurangi atau dihilangkan. Sebab, produsen mobil Jepang itu belum berinvestasi pada kendaraan listrik murni. Toyota lebih banyak menggarap kendaraan hybrid.