Market

Tugas Mendag Zulhas, Ngeri-ngeri Sedap Bak Mission Impossible

Presiden Joko Widodo melantik Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan RI di Istana Negara, Jakarta, Rabu (15/6/2022). Tugas baru ngeri-ngeri sedap menanti Zulhas, sapaan Zulkifli Hasan. Seperti sebuah mission impossible.

Presiden Jokowi melantik Zulhas sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) menggantikan M Lutfi. Juga dilantik Hadi Tjahjanto menempati kursi Menteri Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menggantikan Sofyan Djalil.

Selain dua menteri, Presiden juga melantik tiga wakil menteri, yakni politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni sebagai Wamen ATR/BPN, Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Noor sebagai Wamen Ketenagakerjaan, dan John Wempi Wetipo sebagai Wamendagri.

Penempatan Zulhas yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai Mendag menjadi sorotan publik. Hal ini mengingat tuntutan tugas yang luar biasa berat kini ada di tangannya. Tak hanya menyangkut soal harga dan tata niaga pangan yang terus bergejolak, tetapi juga harus membereskan kondisi internal di kementeriannya.

Dari sisi harga pangan, Mendag baru dihadapkan pada perlunya aksi nyata dan segera untuk mengendalikan harga pangan yang trennya masih akan naik. Tak hanya minyak goreng tetapi juga beberapa komoditas pangan lainnya.

Presiden Jokowi sudah mengingatkan tentang krisis pangan yang mulai terlihat ditandai dengan kenaikan harga pangan di dunia. “Peringatan juga diberikan oleh PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), bahwa dunia saat ini dan yang akan datang akan mengalami krisis pangan, dan ini sudah kelihatan, sekarang ini harga harga pangan dunia semuanya naik,” kata Jokowi baru-baru ini.

Ia menambahkan, kenaikan harga jagung dan kedelai sebesar 33 persen. Dampaknya harga pakan ternak naik, berujung kepada melonjaknya harga telur, daging ayam dan tempe. “Ini yang perlu saya ingatkan hati-hati yang berkaitan dengan pangan,” kata Presiden Jokowi.

Hampir semua negara di dunia ketar-ketir dengan melonjaknya inflasi dalam tempo cepat. Lantaran tinginya harga pangan dan energi.

Saat ini yang paling ditunggu publik adalah menyelesaikan masalah rantai distribusi pangan, khususnya minyak goreng. Sejak awal tahun, persoalan harga dan pasokan minyak goreng ini belum tuntas. Harganya masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp14.000 per liter atau Rp15.500 per kilogram. Presiden pun turun tangan dan menugaskan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan untuk menangani minyak goreng.

Fenomena minyak goreng juga berpotensi terjadi pada komoditas pokok lainnya seperti gula, telur, daging, cabai, bawang, dan sederet produk penting lainnya. Apalagi akhir-akhirnya sudah banyak komoditas bahan pangan yang terus merangkak naik.

Mendag Zulhas

Banyak Kasus

Tak hanya persoalan tugasnya melakukan stabilitasi harga pangan, Mendag baru juga harus berhadapan dengan kenyaaan bahwa di kementeriannya saat ini sedang mengalami banyak kasus. Sudah lama masyarakat meyakini bahwa ada banyak mafia perdagangan yang melibatkan orang-orang dalam di Kemendag dan hal ini terbukti.

Secara bergantian para pejabat di Kemendag harus berurusan dengan penegak hukum. Yang paling heboh adalah Kejaksaan Agung (Kejagung) resmi menetapkan empat tersangka dalam kasus dugaan korupsi terkait pemberian izin ekspor minyak goreng tahun 2021 sampai 2022.

Bareskrim Polri juga telah memeriksa sebanyak 40 orang saksi terkait kasus dugaan korupsi proyek pengadaan bantuan gerobak bagi usaha mikro-kecil-menengah (UMKM) senilai Rp76 miliar di Kemendag periode 2018-2019. Saksi-saksi itu merupakan korban penerima gerobak fiktif. Penyidik Kejaksaan Agung juga tengah mengusut kasus dugaan korupsi impor besi atau baja, baja paduan, dan produk turunannya pada 2016-2021.

Optimisme dari Mendag Baru

Namun, optimisme berkibar dengan sosok baru di kursi Mendag ini. Hal ini mengingat rekam jejak Zulhas di pemerintahan dan di dunia usaha yang cukup lama. Pengalaman inilah yang akan memberikan akselerasi maksimal pada pencapaian visi Presiden Jokowi dalam sektor perdagangan. Sekaligus mendorong iklim perdagangan dalam negeri menjadi lebih baik.

“Menurut saya Zulhas dimungkinkan akan banyak berhadapan dengan badai perdagangan. Misalnya persoalan langkanya minyak goreng serta masih terasa mahal hingga sekarang. Itu tantangan pertama yang akan dihadapi Zulhas,” ujar pengamat politik dari Lingkar Studi Nusantara, Achmad Richard Supriyanto.

Hal senada juga diungkapkan Pengamat Politik dari Fakta Institute, Adang Taufik Hidayat yang optimis Zulhas akan membuat gebrakan untuk menyelesaikan sejumlah masalah di Kemendag. “Zulhas bakal mampu memperbaiki tata kelola di Kemendag, terutama menjaga stabilitas harga bahan pokok sehingga dapat berdampak bagi kesejahteraan masyarakat,” kata Adang.

Mengenai kekhawatiran masih kuatnya mafia terutama pada tata niaga minyak goreng, Zulhas juga diyakini akan mampu mengatatasinya. Kehadirannya bisa membuat mafia minyak goreng tak berkutik. “Pengalaman Zulhas sudah tidak perlu diragukan dan bisa menjadi membuat mafia migor dan sawit tak berkutik,” tambah peneliti kebijakan publik Institute for Development of Policy and Local Partnership (IDP-LP), Riko Noviantoro, di Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Pengalaman birokrasi yang cukup panjang, dan sempat mendapat kepercayaan sebagai Menteri Kehutanan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, serta Ketua MPR akan mempermudah Zulhas beradaptasi dengan situasi birokrasi khususnya di Kemendag. Sekaligus menjadi modal untuk membaca situasi di internal dan keterlibatan pejabat di Kemendag dalam beberapa kasus seperti minyak goreng, besi dan lainnya.

Sementara jejaring di organisasi partai politik yang dimilikinya menjadi nilai tambah yang dapat mengarahkan dan menggerakan partai politiknya untuk ikut mengawal semua kebijakan perdagangan. Sekaligus menjadi evaluator kebijakan.

mendag zulhas

Minyak Goreng Jadi Prioritas

Usai dilantik, Mendag Zulhas mengatakan, meminta waktu sehari untuk belajar cepat serta menyusun formulasi tata kelola minyak goreng. Tidak ada bulan madu, Mendag Zulhas langsung tancap gas. “Insya Allah, kita ingin cepat selesaikan masalah minyak goreng. Ini pekerjaan besar, saya akan belajar cepat. Minta waktu sehari untuk menemukan formulasinya,” tutur Zulhas usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu.

Pria kelahiran Lampung, 31 Agustus 1962 ini sangat menginginkan ketersediaan minyak goreng bisa terjaga hingga pelosok negeri. Tentunya dengan harga yang terjangkau kocek masyarakat. “Kasihan rakyat di daerah yang kesulitan mendapatkan minyak goreng. Dan soal harga, ini akan menjadi fokus,” ungkapnya.

Yang jelas masyarakat menunggu gebrakan Mendag baru dalam melakukan reformasi tata niaga bahan pangan. Tuntutan lainnya yang tidak kalah derasnya adalah Mendag baru harus mampu membenahi institusinya agar kebal dari korupsi dengan meningkatkan integritas bawahannya yang kini tengah terpuruk. Termasuk menangkis rayuan hingga serangan dari kartel-kartel pangan yang akan menghalalkan segala cara.

Sebuah tugas ngeri-ngeri sedap bahkan bisa dibilang ‘mission impossible‘. Tapi di tangan Zulkifli Hasan besar kemungkinan pada akhirnya akan berubah menjadi ‘mission complete‘. Semoga!

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button