Direktur Quantum Akhyar Institute, Ustaz Adi Hidayat (UAH), membagikan pengalaman pribadinya sebagai korban framing dan hoaks, sekaligus memperingatkan masyarakat tentang bahayanya di era digital. Dalam keterangan yang diunggah di kanal YouTube-nya, Selasa (1/10/2024), UAH mengungkapkan bagaimana ia pernah menjadi target framing yang tidak benar dalam beberapa kesempatan.
“Saya pernah mengalami framing yang tidak benar, baik di Universitas Muhammadiyah Jakarta maupun di Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI),” ungkap UAH.
Ia menjelaskan bahwa framing tersebut terkait isu hukum musik dan potongan video yang memotong atau menyembunyikan ayat.
“Bagaimana mungkin ada orang yang tidak hadir hanya memframing situasi dimaksudkan tiba-tiba bisa menafsirkan dan menghukumi? Ini sesuatu yang sangat berbahaya,” lanjutnya.
Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu menekankan pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkannya, terutama di era digital saat ini.
“Orang-orang beriman seharusnya tidak langsung menerima informasi begitu saja, tetapi memeriksa kebenarannya terlebih dahulu,” ujarnya.
Dalam ceramahnya, UAH mengutip Surah An-Nisa ayat 83, yang menekankan pentingnya mengembalikan berita kepada sumber yang berwenang sebelum menyebarkannya. Ia mengingatkan bahwa perilaku menyebarkan hoaks dan framing yang tidak benar dapat memiliki konsekuensi serius, baik di dunia maupun di akhirat.
“Bagaimana mungkin ada orang yang tidak hadir hanya memframing situasi dimaksudkan tiba-tiba bisa menafsirkan dan menghukumi? Ini sesuatu yang sangat berbahaya,” tegas UAH.
Lebih lanjut, UAH menyoroti fenomena di media sosial saat ini, di mana banyak orang senang membuat konten kontroversial demi mendapatkan perhatian dan popularitas. Ia mengingatkan bahwa perilaku semacam ini tidak sesuai dengan ajaran Islam dan dapat menimbulkan dampak negatif.
“Perangkatnya bisa berubah, media sosial bisa YouTube, Instagram, atau Facebook, tetapi prinsipnya tetap sama,” jelasnya.
UAH menutup tausiahnya dengan mengingatkan para pendengarnya untuk selalu berhati-hati dalam menyebarkan informasi dan untuk selalu bertanggung jawab atas apa yang mereka sampaikan.
“Kita semua akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT,” tutupnya.