News

UAH: Kemuliaan Nama Muhammad dan Maria Tak Bisa Disandingkan dengan Apapun

Pendakwah kharismatik pimpinan Quantum Akhyar Institut, Ustadz Adi Hidayat (UAH) turut mengkritik promosi minuman beralkohol yang dilakukan Holywings Indonesia. Pasalnya dalam promonya, pihak Holywings menggunakan nama Muhammad dan Maria yang melekat ke Agama Islam.

Dijelaskan UAH di saluran Youtube miliknya, ‘Adi Hidayat Official’, UAH membuka penuturannya terkait nama di dalam bahasa Arab yang ada dalam diksi Al-Qur’an disebut dengan ‘Ismun’ yang juga seakar dengan kata ‘wasmun’ juga ‘summun’.

Wasmun atau wasamun berarti sesuatu yang ditandai, summun sesuatu yang tinggi, ditinggikan, dari sini juga terlahir kata ‘sama sesuatu yang tinggi,” ungkap UAH dikutip inilah.com, Kamis (30/06/2022).

Diterangkan UAH, nama disebut dengan ‘ismun’, selain memberikan kesan untuk menandakan satu makhluk ataupun objek untuk dibedakan dengan objek atau makhluk yang lainnya.

“Juga memberikan pesan kepada kita, dengan nama itu seseorang bisa ditinggikan, dengan nama itu seseorang diangkat dalam posisi yang terhormat, bukan sekedar untuk dibedakan satu dengan yang lainnya, tapi bagaimana seseorang memiliki satu keadaan yang terhormat di antara sekian banyak manusia yang berkehidupan secara sosial khususnya,” jelas UAH.

Karena itulah kata UAH, kemudian Islam memberikan petunjuk-petunjuk melalui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ, agar setiap umat Islam khususnya, atau bahkan manusia pada umumnya untuk bisa menyematkan nama-nama terbaik bagi anak-anak keturunan.

“Atau siapapun yang hadir di sekitarnya, bahkan untuk sekedar memanggil dengan gelar-gelar tertentu diharapkan diusahakan agar memberikan nama gelar yang layak baik dan terhormat sehingga dapat menjaga kemuliaan sosok yang dimaksudkan dalam konteks berkehidupan,” kata UAH.

Penulis kitab At-Taisir ini menuturkan, banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ yang memberikan kepada kita tentang contoh-contoh nama-nama baik, dan terhormat sifatnya, baik itu di generasi Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ atau bahkan generasi generasi terdahulu.

“Yang sifatnya menginspirasi, bahkan dengan itu pula ada anjuran agar kita bisa menghadirkan harapan-harapan dengan menyematkan nama-nama orang baik, atau bahkan Nabi dan Rasul di masa lalu, dengan harapan karakter-karakter keteladanan kemuliaan sifat-sifat baik dapat juga diteladani, dan diterapkan dalam kehidupan kini,” papar mubaligh kelahiran Pendeglang, Banten tersebut.

Kemuliaan nama Maria

Dikatakan UAH, di antara nama-nama terhormat itu, ada misalnya Maryam atau Maria dalam bahasa kita kekinian.

“Maryam bahkan menjadi satu dari sekian nama surat yang dilekatkan pada surah-surah Al-Qur’an. Dari 114 surah itu yang diturunkan pada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam berupa Wahyu dan pedoman berkehidupan, maka surah ke-19 diberi nama dengan Maryam,” ungkap UAH.

Sedangkan nama Maryam sendiri kata UAH, disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 24 Kali, 11 dalam keadaan tunggal mandiri Maryam, dan 13 lainnya disematkan bersanding dengan Putra beliau tercinta, yaitu Isa Alaihisalam bin Maryam,” ungkapnya.

Dipaparkannya, bila ditotal 24 ini, ditambahkan dengan nama surahnya Maryam, maka seluruhnya berjumlah 25 kali.

“Persis sama penyebutannya dengan Putra tercinta beliau yaitu Isa Almasih Alaihisalam, yang disebutkan di dalam Al-Qur’an sebanyak 25 kali,” terang UAH.

Maryam atau Maria sebut UAH adalah nama yang memiliki kedudukan terhormat di dalam Alquran, karena itu selain diberikan dengan nama surah, disuruh ke-19, juga banyak ayat-ayat Qur’an sejak di surah Ali’ Imran yang menggambarkan tentang kemuliaan Maria atau Maryam.

“Al-Qur’an mengangkat Maryam sebagai perempuan yang suci, yang terhormat, yang mulia, yang beribadah tinggi kepada Allah subhanahuwata’ala, bahkan sosok yang sangat dicintai oleh ibundanya seperti diungkap di Quran surah ketiga Ali’ Imran ayat 36 itu, hingga diperlindungkan kepada Allah sejak ia dilahirkan, dan diberi nama dengan Maryam.

وَاِنِّيْ سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَاِنِّيْٓ اُعِيْذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ

“Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk.” (Q.S Ali ‘Imran Ayat 36)

Maryam kemuliaannya menjadikan beliau senantiasa mendapatkan perhatian dari Allah subhanahuwata’ala.

“Seorang perempuan hamba Allah subhanahuwata’ala, sosok perempuan manusia yang sangat luar biasa, mengabdikan dirinya untuk berkhidmat beribadah kepada Allah sehingga mendapatkan perhatian yang luar biasa,” kata UAH.

Diungkapan UAH, di Quran surah ketiga Ali’Imran di ayat ke-37 itu, bagaimana Allah memberikan perawatan kepada Maryam memberikan perhatian yang tinggi bahkan dengan izin Allah, ditugaskan Nabi Zakaria untuk memberikan pendampingan-pendampingan terbaik yang mengantarkan pada kesempurnaan khidmat Maryam, terhadap ajaran-ajaran Allah subhanahuwata’ala.

“Bahkan yang menarik rizkinya pun Allah sediakan, aturkan, melebihi ekspektasi Maryam sendiri, atau bahkan melebihi keadaan-keadaan yang normal yang dialami masyarakat sekitarnya,” katanya.

Maryam kata UAH, Allah sudah sediakan apa yang dibutuhkan, bahkan yang bukan musimnya pun Allah menghadirkan.

“Ketika itu Nabi Zakaria mengonfirmasi ‘…,Maryam dari mana semua ini?…, paman ini semua dari Allah SWT,’ sungguh Allah akan melimpahkan Rezeki tanpa batas bagi siapapun yang ia kehendaki,” terang UAH.

Dikatakan UAH, itulah Maryam yang sangat mulia, sangat terhormat, sangat baik dan sangat diperhatikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

“Jadi tidak sedikit generasi kini, baik muslim atau bahkan non muslim yang berkenan memberikan nama pada anak perempuannya, dengan Maryam atau juga Maria, dengan memberikan sebuah kesan bahwa anaknya diinginkan menjadi anak yang terhormat, anak yang baik, anak yang punya hubungan dekat dengan Allah subhanahu wa ta’ala,” jelas UAH.

Nama Muhammad sosok mulia

Lebih lanjut UAH mengatakan di antara sekian puncak nama-nama baik yang menghimpun semua sifat-sifat kemuliaan, maka semua itu tercakup pada nama manusia agung, seorang Rasul penutup yang dinantikan oleh setiap Rasul di setiap zaman, bahkan mereka dapat bertugas sebagai Nabi ketika berkomitmen untuk membantu menguatkan, dan juga menyampaikan risalah agung Nabi yang terakhir ini.

“Dialah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, sosok mulia ini menjadikan semua nama yang dilekatkan pada beliau sepenuhnya adalah nama-nama sifat mulia, bukan sekedar nama dzat,”

Menariknya kata UAH, semua nama yang melekat pada sosok termulia ini, yaitu Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ, semuanya adalah nama-nama sifat yang mulia.

“Muhammad memberikan kesan kesempurnaan sifat hubungan baik, akhlak mulia secara sosial, hablum minannas disebutkan empat kali dalam Al-Quran yang memberikan kesan kesempurnaan sifat atau karakter sosial,” terang UAH.

Sedangkan sifat hablum minallah (حَبْلٍ مِّنْ اللَّ )di puncak penghambaan-Nya kepada Allah puncak ketaatannya disebut dengan Ahmad sekali disebutkan dalam Al-Qur’an.

“Di Quran surah As-Saff surah ke-61 di ayat yang ke-6,” kata UAH.

Oleh karena itu, UAH memberikan kesimpulan dengan mengajak seluruh umat muslim khususnya menjaga nama dan belajar dari teladan kemuliaan-nya nama Maryam dan Muhammad SAW untuk dijauhkan apalagi membandingkannya dari sesuatu yang merendahkan.

“Mari kita jaga, mari kita bersinergi dalam kebaikan saling menyayangi menjaga keutuhan dan belajar dari kemuliaan nama Maryam dan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ,” tutupnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button