TÜV Rheinland Indonesia baru baru ini melakukan pengujian performa dan keamanan ban roda dua sejauh 20.000 km. Uji coba ini dimulai sejak 31 Januari 2025 dan dijadwalkan rampung pada April 2025.
Pengujian ini dilakukan terhadap ban produksi PT King Tire Indonesia dengan metode uji jalan nyata di berbagai kondisi jalan raya di Jabodetabek.
“Pengujian ini bertujuan memastikan bahwa produk ban memenuhi standar dasar keselamatan. Berbeda dengan uji laboratorium, uji di jalan raya memiliki banyak variabel nyata yang dinamis, seperti kondisi lalu lintas, perubahan cuaca, dan kondisi jalan,” ujar Michael Deakin, Local Field Manager, Mobility M04 TÜV Rheinland Indonesia, Selasa (18/3).
Pengujian Akurat di Berbagai Medan Jalan
Untuk mendapatkan data yang akurat, TÜV Rheinland Indonesia menerjunkan 8 pengendara profesional yang menempuh rata-rata 300 km per hari.
Faktor yang diuji:
- Stabilitas & daya cengkeram di jalan aspal mulus
- Ketahanan ban di jalan rusak & berlubang
- Respons ban terhadap perubahan cuaca (hujan deras & panas ekstrem)
- Pola aus & daya tahan setelah pemakaian berulang
Setiap 3.000 km, tim teknis TÜV Rheinland melakukan evaluasi terhadap performa ban, pola keausan, serta perubahan daya cengkeram.
Keamanan Ban Jadi Faktor Kritis dalam Keselamatan Berkendara
Menurut Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), 80% kecelakaan di jalan raya disebabkan oleh masalah pada ban, termasuk tekanan udara yang tidak sesuai dan keausan yang tidak terdeteksi.
Data Korlantas Polri 2023/2024 juga menunjukkan bahwa kondisi kendaraan yang tidak layak menjadi penyebab utama kecelakaan.
“Kami ingin memastikan ban yang kami produksi memiliki performa terbaik dan keamanan maksimal. Pengujian ini membuktikan bahwa produk King Tire mampu menghadapi berbagai tantangan jalan raya,” ujar Joko Suseno, Management Representative PT King Tire Indonesia.
Standar Baru untuk Industri Ban di Indonesia?
Sebagai lembaga sertifikasi dengan standar global, TÜV Rheinland berharap hasil pengujian ini dapat menjadi tolok ukur bagi industri ban di Indonesia, membantu produsen meningkatkan kualitas dan inovasi produk agar lebih aman dan tahan lama.
“Kami ingin hasil pengujian ini memberi manfaat nyata bagi industri otomotif, khususnya dalam keselamatan berkendara. Jika standar ini diterapkan luas, kita bisa mengurangi angka kecelakaan akibat ban yang tidak layak,” pungkas Michael.