Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan, pasukan Ukraina telah menangkap dua warga negara China yang bertempur bersama pasukan Rusia. Kyiv menuntut penjelasan dari Beijing tentang keterlibatan warganya tersebut.
Moskow dan Beijing dalam beberapa tahun terakhir membanggakan kemitraan “tanpa batas” dengan memperdalam kerja sama politik, militer, dan ekonomi sejak invasi skala penuh Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022.
“Militer kami menangkap dua warga negara China yang bertempur di tentara Rusia. Peristiwa ini terjadi di wilayah Ukraina, di wilayah Donetsk,” kata Zelenskyy dalam sebuah unggahan di media sosial, kemarin.
“Kami memiliki dokumen para tahanan tersebut, kartu bank, dan data pribadi,” kata Zelenskyy dalam sebuah postingan menyertakan video yang diduga kuat sebagai salah satu tahanan Tiongkok.
Video tersebut menunjukkan seorang pria mengenakan seragam militer dengan tangan terikat, menirukan suara-suara dari pertempuran dan mengucapkan sejumlah kecil kata dalam bahasa Mandarin. Pria tersebut seperti sedang diwawancara oleh seorang pejabat Ukraina yang tidak terlihat. Pada satu titik ia terdengar mengucapkan kata “komandan”.
Seorang pejabat senior Ukraina mengatakan kepada AFP bahwa para tahanan tersebut kemungkinan adalah warga negara China yang dibujuk untuk menandatangani kontrak dengan tentara Rusia, bukannya dikirim Beijing.
Mereka ditangkap beberapa hari lalu, kata sumber itu, seraya menambahkan kemungkinan jumlah mereka masih banyak. “Belum ada yang benar-benar jelas. Ketika mereka diserahkan ke SBU (dinas keamanan Ukraina) dan setidaknya diinterogasi, kami akan mengerti,” tambah sumber itu.
Sumber tersebut mengirimkan gambar kartu identitas terkait dengan salah satu tahanan, yang menunjukkan tanggal lahirnya 4 Juni 1991, dan mengatakan ia berasal dari etnis Han – kelompok etnis mayoritas di Tiongkok. Korea Utara telah mengirim lebih banyak pasukan ke Rusia, menurut laporan yang mengutip badan mata-mata Seoul.
AS Merasa Terganggu dengan Penangkapan Ini
Presiden AS Donald Trump telah mendorong agar perang segera diakhiri sejak menjabat, tetapi pemerintahannya gagal mencapai terobosan. Washington menyuarakan kekhawatirannya atas penangkapan dua warga negara China itu, dan mengatakan hal itu menunjukkan tingkat dukungan Beijing terhadap Rusia.
“Sangat mengganggu dengan ditangkapnya tentara China,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce kepada wartawan. “China merupakan pendukung utama Rusia dalam perang di Ukraina. China menyediakan hampir 80 persen barang-barang serbaguna yang dibutuhkan Rusia untuk mendukung perang,” katanya.
Amerika Serikat, sejak pemerintahan Joe Biden, telah meminta pertanggungjawaban China karena mengirim barang-barang keperluan ganda kepada Rusia, yang dapat digunakan untuk keperluan sipil atau militer.
Bruce mengatakan Amerika Serikat dan Rusia akan mengadakan pembicaraan pada hari Kamis di Istanbul untuk memulihkan beberapa operasi kedutaan mereka yang telah dikurangi secara drastis setelah invasi Moskow ke Ukraina.
Perang tersebut, yang kini memasuki tahun keempat, telah menarik ribuan pejuang asing dari kedua belah pihak. Ukraina telah mendesak mitra-mitra Baratnya untuk menanggapi pengerahan ribuan tentara Korea Utara oleh Rusia ke wilayah barat Kursk.
Serangan Drone Lukai 20 Orang
Pihak berwenang Ukraina mengatakan Rabu pagi bahwa 20 orang terluka di tiga kota akibat serangan pesawat tak berawak Rusia semalam. Gubernur daerah Dnipropetrovsk Sergiy Lysak mengatakan di Telegram 14 orang terluka di Dnipro, dengan satu orang dalam kondisi serius. Korban berusia antara 18 dan 87 tahun. Wali kota tenggara Borys Filatov mengatakan lima gedung tinggi rusak.
Gubernur wilayah Donetsk Vadym Filashkin mengatakan seorang gadis berusia 11 tahun, ibunya, dan neneknya terluka di Kramatorsk setelah “serangan besar-besaran oleh pesawat tak berawak Rusia”.
Tiga orang terluka di Kharkiv, kata pihak berwenang, sementara kantor kejaksaan daerah menambahkan bahwa sekitar 15 serangan menghantam kawasan industri di kota timur, yang berdampak pada produsen gula-gula dan cat, di antara perusahaan sipil lainnya.